Sebut tanah dirampas, Palestina tak sudi akui Israel
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengatakan, kemajuan perundingan damai yang disponsori Amerika Serikat (AS) baru dirasakan Israel semata.
Dia menegaskan, bahwa Palestina tidak akan pernah mengakui negara Israel karena berdiri di tanah rakyat Palestina yang telah dirampas. Abbas mengatakan, istilah perampasan tanah Palestina yang disebut Israel dengan sebutan pergeseran perbatasan tidak dapat diterima.
“Pemukim Israel menyerbu hak atas tanah Palestina, dan tinggal di sana dengan apa yang sekarang disebut negara Israel. Rakyat Palestina sudah berada di lahan itu 1.500 tahun sebelum Israel berdiri,” kata Abbas, kemarin, seperti dikutip Ma’an News.
”Inilah sebabnya mengapa Palestina tidak pernah bisa mengakui Israel sebagai negara Yahudi,” lanjut Abbas. ”Kami menuntut apa yang diberikan kepada kami oleh masyarakat internasional.”
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pekan lalu membuat komentar yang kontroversial. Menurutnya, Israel terbuka untuk menerima masyarakat Arab di negaranya, sehingga Palestina seharusnya bisa menerima kehadiran para pemukim Yahudi.
”Sekarang, ketika kita mengatakan, bahwa kita ingin damai, apa yang kita inginkan adalah kita memiliki negara tetangga Palestina, yang juga harus mengakui negara Yahudi,” katanya kepada CTV News.
”Sekarang cara (berpikir) Palestina dipertimbangkan, mereka mengatakan; tidak ada orang Yahudi yang bisa tinggal di sana. Itu harus bebas dari orang Yahudi. Nah itu apa? Pembersihan etnis,” sindir Netanyahu.
Dia menegaskan, bahwa Palestina tidak akan pernah mengakui negara Israel karena berdiri di tanah rakyat Palestina yang telah dirampas. Abbas mengatakan, istilah perampasan tanah Palestina yang disebut Israel dengan sebutan pergeseran perbatasan tidak dapat diterima.
“Pemukim Israel menyerbu hak atas tanah Palestina, dan tinggal di sana dengan apa yang sekarang disebut negara Israel. Rakyat Palestina sudah berada di lahan itu 1.500 tahun sebelum Israel berdiri,” kata Abbas, kemarin, seperti dikutip Ma’an News.
”Inilah sebabnya mengapa Palestina tidak pernah bisa mengakui Israel sebagai negara Yahudi,” lanjut Abbas. ”Kami menuntut apa yang diberikan kepada kami oleh masyarakat internasional.”
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pekan lalu membuat komentar yang kontroversial. Menurutnya, Israel terbuka untuk menerima masyarakat Arab di negaranya, sehingga Palestina seharusnya bisa menerima kehadiran para pemukim Yahudi.
”Sekarang, ketika kita mengatakan, bahwa kita ingin damai, apa yang kita inginkan adalah kita memiliki negara tetangga Palestina, yang juga harus mengakui negara Yahudi,” katanya kepada CTV News.
”Sekarang cara (berpikir) Palestina dipertimbangkan, mereka mengatakan; tidak ada orang Yahudi yang bisa tinggal di sana. Itu harus bebas dari orang Yahudi. Nah itu apa? Pembersihan etnis,” sindir Netanyahu.
(mas)