PM Irak bersumpah hancurkan al-Qaeda
A
A
A
Sindonews.com – Perdana Menteri Irak, Nuri al-Maliki bersumpah akan menghancurkan al-Qaeda dan mengusirnya dari negara itu. Ia mendesak anggota dan pendukung kelompok militan untuk menyerah. Pemerintah Irak menjanjikan grasi bagi militan yang meletakkan senjata.
Menurut Maliki, para militan berniat menunda pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung pada April mendatang.
"Mereka (Al Qaeda) berusaha untuk benar-benar melumpuhkan proses politik dan menghambat gerakan membangun kembali. Tidak hanya di Irak, tapi di seluruh wilayah (Timur Tengah)," kata Maliki, Rabu (8/1/2014), seperti dikutip dari Reuters.
Dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi Irak, Maliki menyatakan, militer Irak siap untuk menyerbu Fallujah. Namun, pemerintah masih mempertimbangkan kehancuran yang akan terjadi, jika serangan dilakukan.
"Kami tidak ingin kota ini menderita dan kami tidak akan menggunakan kekuatan, asalkan suku-suku mengumumkan kesiapan mereka untuk menghadapi dan mengusir al-Qaeda," tegas Maliki.
Menyerang kota yang dihuni mayoritas Sunni itu juga akan sangat sensitif secara politis, karena akan mengobarkan ketegangan yang sudah tinggi antara anggota minoritas Arab Sunni dan Pemerintah Irak yang didominasi Syiah.
"Jika tentara menyerang Fallujah untuk melawan segelintir elemen al-Qaeda, maka akan memiliki konsekuensi yang mengerikan dengan memicu kekerasan tak berujung,” ujar salah satu pemimpin suku Sunni di Fallujah kepada Reuters.
Dalam kesempatan itu, Maliki juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat internasional atas dukungan dalam perjuangan melawan al-Qaeda. Di awal pekan ini, Amerika Serikat mengaku akan membantu Irak dengan pengiriman perangkat keras militer, termasuk drone dan rudal.
"Dukungan itu memberikan kami keyakinan, bahwa kami bergerak di jalan yang benar dan bahwa hasilnya akan jelas dan menentukan: menyingkirkan kelompok perusak ini. Kami akan melanjutkan perjuangan ini, karena kami percaya bahwa al-Qaeda dan sekutunya mewakili kejahatan," tandas Maliki.
Menurut Maliki, para militan berniat menunda pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung pada April mendatang.
"Mereka (Al Qaeda) berusaha untuk benar-benar melumpuhkan proses politik dan menghambat gerakan membangun kembali. Tidak hanya di Irak, tapi di seluruh wilayah (Timur Tengah)," kata Maliki, Rabu (8/1/2014), seperti dikutip dari Reuters.
Dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi Irak, Maliki menyatakan, militer Irak siap untuk menyerbu Fallujah. Namun, pemerintah masih mempertimbangkan kehancuran yang akan terjadi, jika serangan dilakukan.
"Kami tidak ingin kota ini menderita dan kami tidak akan menggunakan kekuatan, asalkan suku-suku mengumumkan kesiapan mereka untuk menghadapi dan mengusir al-Qaeda," tegas Maliki.
Menyerang kota yang dihuni mayoritas Sunni itu juga akan sangat sensitif secara politis, karena akan mengobarkan ketegangan yang sudah tinggi antara anggota minoritas Arab Sunni dan Pemerintah Irak yang didominasi Syiah.
"Jika tentara menyerang Fallujah untuk melawan segelintir elemen al-Qaeda, maka akan memiliki konsekuensi yang mengerikan dengan memicu kekerasan tak berujung,” ujar salah satu pemimpin suku Sunni di Fallujah kepada Reuters.
Dalam kesempatan itu, Maliki juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat internasional atas dukungan dalam perjuangan melawan al-Qaeda. Di awal pekan ini, Amerika Serikat mengaku akan membantu Irak dengan pengiriman perangkat keras militer, termasuk drone dan rudal.
"Dukungan itu memberikan kami keyakinan, bahwa kami bergerak di jalan yang benar dan bahwa hasilnya akan jelas dan menentukan: menyingkirkan kelompok perusak ini. Kami akan melanjutkan perjuangan ini, karena kami percaya bahwa al-Qaeda dan sekutunya mewakili kejahatan," tandas Maliki.
(esn)