Kudeta, militer Thailand: Lihat situasi
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Militer Thailand, Jenderal Prayuth Chan – Ocha, menolak anggapan, bahwa militer tidak mungkin melakukan kudeta terhadap pemerintah. Menurutnya, kudeta bisa saja dilakukan tergantung situasi.
Situasi di Bangkok, Thailand, kini memanas lagi, setelah seorang demonstran ditembak mati oleh orang tidak dikenal. Sebelumnya, militer Thailand mendesak kedua belah pihak yang berseteru dalam sengketa politik di negara itu, menahan diri.
Isyarat militer untuk melakukan kudeta itu, disampaikan Jenderal Prayuth saat menjawab pertanyaan wartawan, terkait kemungkinan militer melakukan intervensi terkait kemelut politik.”Pintu itu tidak terbuka atau tertutup,” katanya, seperti dikutip al-Jazeera, Sabtu (28/12/2013).
”Hal itu (kudeta) akan ditentukan oleh situasi,” katanya lagi. Kendati demikian, Jenderal Prayuth minta agar semua pihak berhenti mendorong militer untuk ikut campur dalam sengketa politik di Thailand. ”Jangan membawa tentara ke pusat konflik ini.”
Jenderal Prayuth menyerukan kedua kubu, baik kubu Yingluck maupun kubu oposisi anti-Yingluck mengakhiri kekerasan. ”Anda bertanya, 'Siapa yang menang ? Siapa yang menang?. Tidak ada,” tegasnya.
Situasi di Bangkok, Thailand, kini memanas lagi, setelah seorang demonstran ditembak mati oleh orang tidak dikenal. Sebelumnya, militer Thailand mendesak kedua belah pihak yang berseteru dalam sengketa politik di negara itu, menahan diri.
Isyarat militer untuk melakukan kudeta itu, disampaikan Jenderal Prayuth saat menjawab pertanyaan wartawan, terkait kemungkinan militer melakukan intervensi terkait kemelut politik.”Pintu itu tidak terbuka atau tertutup,” katanya, seperti dikutip al-Jazeera, Sabtu (28/12/2013).
”Hal itu (kudeta) akan ditentukan oleh situasi,” katanya lagi. Kendati demikian, Jenderal Prayuth minta agar semua pihak berhenti mendorong militer untuk ikut campur dalam sengketa politik di Thailand. ”Jangan membawa tentara ke pusat konflik ini.”
Jenderal Prayuth menyerukan kedua kubu, baik kubu Yingluck maupun kubu oposisi anti-Yingluck mengakhiri kekerasan. ”Anda bertanya, 'Siapa yang menang ? Siapa yang menang?. Tidak ada,” tegasnya.
(mas)