Lihat pembantaian & perkosaan, pengawal Presiden Kiir lari
A
A
A
Sindonews.com – Pembantaian di Sudan Selatan sebagai buntut dari krisis politik, tidak pandang bulu. Wanita dan anak-anak dari etnis Nuer, menjadi korban pemerkosaan dan pembantaian.
Bahkan, karena tidak tahan menyaksikan pemerkosaan dan pembantaian itu, seorang pengawal Presiden Sudan Selatan Salva Kiir pun ikut melarikan diri.
Presiden Kiir diketahui bersal dari etnis Dinka Were. Sedangkan pengawalnya, yang diidentifikasi dengan nama depan Riek, berasal dari etnis Nuer. Pengawal presiden itu memilih meninggalkan pekerjaanya dan melarikan diri, karena takut menjadi korban pembantaian seperti yang dialami ratusan orang dari etnis Nuer.
“Tentara dan milisi melakukan ini (pembunuhan),” ujarnya, seperti dikutip al-Arabiya, Selasa (24/12/2013). Dia menyebut senjata yang digunakan untuk membunuh orang-orang yang rata-rata dari etnis Nuer itu, berasal dari kantor presiden.
Pengawal presiden yang melarikan diri itu, menceritakan, tentara dan milisi memasuki rumah-rumah warga etnis Nuer. ”Mereka bertanya dalam bahasa Dinka, ‘Siapa namamu?’ Yang tidak bisa menjawab dalam bahasa Dinka akan diseret keluar rumah, diikat dan ditembak,” ujarnya.
Sementara itu, pihak tentara Sudan Selatan membantah pasukannya terlibat dalam kekerasan etnis.
Bahkan, karena tidak tahan menyaksikan pemerkosaan dan pembantaian itu, seorang pengawal Presiden Sudan Selatan Salva Kiir pun ikut melarikan diri.
Presiden Kiir diketahui bersal dari etnis Dinka Were. Sedangkan pengawalnya, yang diidentifikasi dengan nama depan Riek, berasal dari etnis Nuer. Pengawal presiden itu memilih meninggalkan pekerjaanya dan melarikan diri, karena takut menjadi korban pembantaian seperti yang dialami ratusan orang dari etnis Nuer.
“Tentara dan milisi melakukan ini (pembunuhan),” ujarnya, seperti dikutip al-Arabiya, Selasa (24/12/2013). Dia menyebut senjata yang digunakan untuk membunuh orang-orang yang rata-rata dari etnis Nuer itu, berasal dari kantor presiden.
Pengawal presiden yang melarikan diri itu, menceritakan, tentara dan milisi memasuki rumah-rumah warga etnis Nuer. ”Mereka bertanya dalam bahasa Dinka, ‘Siapa namamu?’ Yang tidak bisa menjawab dalam bahasa Dinka akan diseret keluar rumah, diikat dan ditembak,” ujarnya.
Sementara itu, pihak tentara Sudan Selatan membantah pasukannya terlibat dalam kekerasan etnis.
(mas)