Pengadilan Mesir bebaskan 14 aktivis remaja putri
A
A
A
Sindonews.com – Pengadilan Banding Mesir membebaskan 14 aktivis remaja putri, yang semula mendapat hukuman 11 tahun penjara akibat terlibat dalam aksi demontrasi pada Oktober lalu. Demikian dilaporkan Reuters, Sabtu (7/12/201), mengutip sumber di Pengadilan Mesir.
Para aktivis putri ini ditangkap karena mengganggu keamanan dan merusak propesti selama aksi demo pendukung presiden terguling, Mohamed Morsi yang berasal dari kalangan Islam. Ditangkapnya para remaja ini telah membuat marah kelompok oposisi Mesir dan kelompok pendukung Hak Asasi Manusia.
Gamal Eid, seorang aktivis HAM mengatakan, tuduhan terhadap demonstran perempuan bermotif politik. "Tidak ada peradilan yang independen di Mesir," katanya kepada Reuters. "Mereka (para hakim) melihat latar belakang para remaja putri itu dan bukan tindakan yang dilakukan.Sekarang, mereka telah mencoba untuk memperbaiki keputusan pertama dan lebih masuk akal," lanjutnya.
Dalam kasus terpisah, Pengadilan Mesir membebaskan 155 pendukung Morsi yang ditangkap karena melakukan tindakan kekerasan dan merusak properti dalam protes di Mesir pada libur nasional, 6 Oktober silam,
Protes adalah isu sensitif di negara berpenduduk 85 juta orang itu, di mana kekuatan rakyat telah membantu menggulingkan dua presiden dalam waktu kurang dari tiga tahun. Bulan lalu, Pemerintah sementara Mesir yang didukung militer telah mengeluarkan peraturan ketat untuk membatasi aksi protes dengan mewajibkan izin polisi untuk setiap pertemuan publik lebih dari 10 orang.
Para aktivis putri ini ditangkap karena mengganggu keamanan dan merusak propesti selama aksi demo pendukung presiden terguling, Mohamed Morsi yang berasal dari kalangan Islam. Ditangkapnya para remaja ini telah membuat marah kelompok oposisi Mesir dan kelompok pendukung Hak Asasi Manusia.
Gamal Eid, seorang aktivis HAM mengatakan, tuduhan terhadap demonstran perempuan bermotif politik. "Tidak ada peradilan yang independen di Mesir," katanya kepada Reuters. "Mereka (para hakim) melihat latar belakang para remaja putri itu dan bukan tindakan yang dilakukan.Sekarang, mereka telah mencoba untuk memperbaiki keputusan pertama dan lebih masuk akal," lanjutnya.
Dalam kasus terpisah, Pengadilan Mesir membebaskan 155 pendukung Morsi yang ditangkap karena melakukan tindakan kekerasan dan merusak properti dalam protes di Mesir pada libur nasional, 6 Oktober silam,
Protes adalah isu sensitif di negara berpenduduk 85 juta orang itu, di mana kekuatan rakyat telah membantu menggulingkan dua presiden dalam waktu kurang dari tiga tahun. Bulan lalu, Pemerintah sementara Mesir yang didukung militer telah mengeluarkan peraturan ketat untuk membatasi aksi protes dengan mewajibkan izin polisi untuk setiap pertemuan publik lebih dari 10 orang.
(esn)