Sebut Arafat tak diracun, pejabat Pelestina tolak temuan Perancis
A
A
A
Sindonews.com – Tidak hanya Suha Arafat--janda Yasser Arafat--, yang menentang kesimpulan ahli forensik Perancis yang menyimpulkan kematian mantan pemimpin Palestina itu bukan karena diracun. Pejabat senior Palestina juga menolak kesimpulan ahli forensik Perancis itu.
Laporan ahli forensik Perancis yang diserahkan kepada Suha Arafat tidak dipublikasikan. Namun, Kejaksaan Perancis mengambil kesimpulan. ”Singkatnya, kematian (Arafat) bukan karena keracunan Polonium 210,” bunyi pernyataan Kejaksaan Perancis, kemarin.
Temuan terbaru itu, bisa membuat hakim menutup kasus ini. Kecuali, dari pihak Arafat memiliki bukti yang memberatkan lainnya. Pejabat senior Palestina, Wasel Abu Yousef, kepada Reuters yang dilansir, Kamis (4/12/2013), menolak temuan ahli forensik Perancis.
”Laporan Perancis dipolitisasi dan bertentangan dengan semua bukti yang menegaskan bahwa presiden (Arafat) dibunuh dengan racun,” kata Yousef di Ramallah.
”Laporan ini merupakan upaya untuk menutup-nutupi apa yang terjadi di rumah sakit Percy,” lanjut dia. Banyak warga Palestina percaya bahwa pihak Israel yang membunuh Arafat, meski tuduhan itu telah dibantah Israel.
Sebelumnya, peneliti Palestina menyatakan segera mengumukan nama orang-orang yang diduga berada di belakang kematian Arafat, meski jeda waktu kasus itu hampir satu dekade.
Pengacara Suha Arafat, Saad Djebbar, lebih percaya dengan laporan ahli forensik Swiss. ”Kami tidak ragu bahwa laporan yang paling komprehensif dan menyeluruh yang menguji semua aspek dari kasus ini tetap laporan Swiss,” ujar Djebbar.
Laporan ahli forensik Perancis yang diserahkan kepada Suha Arafat tidak dipublikasikan. Namun, Kejaksaan Perancis mengambil kesimpulan. ”Singkatnya, kematian (Arafat) bukan karena keracunan Polonium 210,” bunyi pernyataan Kejaksaan Perancis, kemarin.
Temuan terbaru itu, bisa membuat hakim menutup kasus ini. Kecuali, dari pihak Arafat memiliki bukti yang memberatkan lainnya. Pejabat senior Palestina, Wasel Abu Yousef, kepada Reuters yang dilansir, Kamis (4/12/2013), menolak temuan ahli forensik Perancis.
”Laporan Perancis dipolitisasi dan bertentangan dengan semua bukti yang menegaskan bahwa presiden (Arafat) dibunuh dengan racun,” kata Yousef di Ramallah.
”Laporan ini merupakan upaya untuk menutup-nutupi apa yang terjadi di rumah sakit Percy,” lanjut dia. Banyak warga Palestina percaya bahwa pihak Israel yang membunuh Arafat, meski tuduhan itu telah dibantah Israel.
Sebelumnya, peneliti Palestina menyatakan segera mengumukan nama orang-orang yang diduga berada di belakang kematian Arafat, meski jeda waktu kasus itu hampir satu dekade.
Pengacara Suha Arafat, Saad Djebbar, lebih percaya dengan laporan ahli forensik Swiss. ”Kami tidak ragu bahwa laporan yang paling komprehensif dan menyeluruh yang menguji semua aspek dari kasus ini tetap laporan Swiss,” ujar Djebbar.
(mas)