Polisi Bangkok mundur, demonstran berikan mawar
A
A
A
Sindonews.com – Pemandangan berbeda tampak dalam demonstrasi hari ke-9 di Bangkok, Thailand, hari ini (3/12/2013). Para demonstran memberikan mawar kepada para polisi dan bersalaman.
Usai memberikan mawar, massa bergerak menujuu persimpangan Monumen Demokrasi yang telah menjadi titik pertemuan mereka selama berminggu-minggu. ”Kami tidak ingin menjadi orang yang masuk ke dalam bangunan pemerintah dan membuat kehancuran,” kata Brenda Nong, 51, seorang demonstran dari Bangkok, seperti dikutip Reuters. ”Kami orang-orang yang baik. Kami di sini untuk demokrasi.”
Sementara itu, Pemerintah Thailand memerintahkan polisi untuk mundur, dan membiarkan para demonstran masuk ke dalam bangunan pemerintah. Pemerintah berkomitmen untuk mengakhiri hari kekerasan di Bangkok yang sudah berjalan sembilan hari dengan jumlah korban tewas lima orang.
Para demonstran yang menuntut Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, mengundurkan diri, mengatakan mereka berhak masuk ke kompleks kantor Yingluck, karena kantor itu milik rakyat. Mereka juga berkomitmen untuk berdemonstrasi secara damai.
Demonstrasi kemungkinan akan berhenti pada Kamis, sebab hari itu adalah hari ulang tahun Raja Bhumibol Adulyadej, yang dihormati rakyat Thailand. Pada hari itu, biasanya rakyat Thailand menjalani ritual doa.
Pihak Pemerintah Yingluck sendiri mengklaim, pemerintah tidak terganggu, dan mereka bekerja seperti biasa.”Pemerintah masih melakukan tugasnya. Pagi ini kami menjalankan rapat kabinet seperti biasa,” kata Wakil Perdana Menteri, Pongthep Thepkanchana kepada Reuters.
”Kami belum menyerah (lengser), tapi hari ini polisi telah mundur, karena kita melihat para demonstran hanya ingin merebut tempat-tempat ini sebagai aksi simbolis, jadi kami mau kompromi,” lanjut Thepkanchana.
Usai memberikan mawar, massa bergerak menujuu persimpangan Monumen Demokrasi yang telah menjadi titik pertemuan mereka selama berminggu-minggu. ”Kami tidak ingin menjadi orang yang masuk ke dalam bangunan pemerintah dan membuat kehancuran,” kata Brenda Nong, 51, seorang demonstran dari Bangkok, seperti dikutip Reuters. ”Kami orang-orang yang baik. Kami di sini untuk demokrasi.”
Sementara itu, Pemerintah Thailand memerintahkan polisi untuk mundur, dan membiarkan para demonstran masuk ke dalam bangunan pemerintah. Pemerintah berkomitmen untuk mengakhiri hari kekerasan di Bangkok yang sudah berjalan sembilan hari dengan jumlah korban tewas lima orang.
Para demonstran yang menuntut Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, mengundurkan diri, mengatakan mereka berhak masuk ke kompleks kantor Yingluck, karena kantor itu milik rakyat. Mereka juga berkomitmen untuk berdemonstrasi secara damai.
Demonstrasi kemungkinan akan berhenti pada Kamis, sebab hari itu adalah hari ulang tahun Raja Bhumibol Adulyadej, yang dihormati rakyat Thailand. Pada hari itu, biasanya rakyat Thailand menjalani ritual doa.
Pihak Pemerintah Yingluck sendiri mengklaim, pemerintah tidak terganggu, dan mereka bekerja seperti biasa.”Pemerintah masih melakukan tugasnya. Pagi ini kami menjalankan rapat kabinet seperti biasa,” kata Wakil Perdana Menteri, Pongthep Thepkanchana kepada Reuters.
”Kami belum menyerah (lengser), tapi hari ini polisi telah mundur, karena kita melihat para demonstran hanya ingin merebut tempat-tempat ini sebagai aksi simbolis, jadi kami mau kompromi,” lanjut Thepkanchana.
(mas)