Peres: Perdamaian dengan Palestina mendesak
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Israel, Simon Peres, mengatakan, perdamaian antara Israel dengan Palestina adalah sesuatu hal yang mendesak dan menjadi sebuah hal yang mungkin terjadi saat negosiasi antara kedua belah pihak terselenggara. Demikian diungkapkan Peres saat berkunjung ke Mexico City, Kamis (28/11/2013).
"Kami tidak dilahirkan untuk menjadi musuh, kami tidak dilahirkan untuk memerintah orang lain, dan kami juga tidak dilahirkan untuk merebut tanah dari orang lain. Kami dilahirkan dengan seruan perdamaian," ungkap Peres saat bertemu dengan Presiden Meksiko, Pena Nieto, seperti dilansir Naharnet.
"Kami telah sepakat, bahwa jawaban dari konflik ini haruslah beradasarkan pada solusi dua negara, dua negara untuk dua rakyat. Perdamaian adalah sesuatu yang mendesak, saya yakin dan itu mungkin terwujud," lanjut Peres.
Peres mengaku menyambut babak baru perundingan Israel-Palestina yang kembali dimulai pada Juli lalu, diawal kedua belah pihak sepakat untuk menggelar perundingan dalam dua bulan. Perundingan tersebut kembali digelar setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry gencar mendesak dua belah pihak kembali ke meja perundingan.
Kunjungan Peres ke Meksiko berfokus untuk meningkatkan kerjasama perdagangan. Dalam kesempatan itu Peres juga menandatangani perjanjian kerjasama pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan perdagangan dengan Presiden Nieto.
"Kami tidak dilahirkan untuk menjadi musuh, kami tidak dilahirkan untuk memerintah orang lain, dan kami juga tidak dilahirkan untuk merebut tanah dari orang lain. Kami dilahirkan dengan seruan perdamaian," ungkap Peres saat bertemu dengan Presiden Meksiko, Pena Nieto, seperti dilansir Naharnet.
"Kami telah sepakat, bahwa jawaban dari konflik ini haruslah beradasarkan pada solusi dua negara, dua negara untuk dua rakyat. Perdamaian adalah sesuatu yang mendesak, saya yakin dan itu mungkin terwujud," lanjut Peres.
Peres mengaku menyambut babak baru perundingan Israel-Palestina yang kembali dimulai pada Juli lalu, diawal kedua belah pihak sepakat untuk menggelar perundingan dalam dua bulan. Perundingan tersebut kembali digelar setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry gencar mendesak dua belah pihak kembali ke meja perundingan.
Kunjungan Peres ke Meksiko berfokus untuk meningkatkan kerjasama perdagangan. Dalam kesempatan itu Peres juga menandatangani perjanjian kerjasama pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan perdagangan dengan Presiden Nieto.
(esn)