Thailand diguncang demo besar, massa duduki kantor Menkeu
A
A
A
Sindonews.com – Ribuan demonstran yang menuntut Perdana Menteri Thailand Yingluck Sinawatra, kini menduduki Kantor Menteri Keuangan. Mereka juga menyerukan para demonstran menduduki kantor-kantor pemerintah lainnya.
Demonstrasi besar pecah di Thailand, hari ini (25/11/2013). Di mana, sekitar 3 ribu demonstran turun ke jalan menuju ke 13 daerah di seluruh kota. Aksi itu berisiko bentrokan antara massa dengan polisi anti-huru hara.
”Saya mengajak pengunjuk rasa untuk tinggal di sini semalam di Kantor Kementerian Keuangan,” kata Suthep Thaugsuban, pemimpin demonstrasi yang berkumpul di halaman kantor Menkeu Thailand itu.
”Saya mendesak pengunjuk rasa lainnya untuk melakukan hal yang sama dan merebut gedung-gedung dan pemerintah lainnya di seluruh negeri,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters. Demonstrasi perlahan mulai berubah menjadi aksi anarki. Di mana seorang wartawan Jerman, Nick Nostitz menjadi sasaran kemarahan massa, karena dianggap simpatisan pro-pemerintah.
Demonstrasi besar ini dipicu munculnya RUU amnesti yang didukung pemerintah. RUU itu dicurigai sebagai siasat Yingluck untuk mengampuni dan memulangkan bekas PM Thailand, yang juga kakaknya, Thaksin Sinawatra dari pengasingan akibat kasus korupsi tahun 2008.
Yingluck yang menghadapi perdebatan politik atas RUU itu telah menghalanginya untuk lawatan ke luar negeri. ”Saya tidak punya niat untuk mengundurkan diri atau membubarkan DPR,” kata Yingluck kepada wartawan. ”Kabinet masih bisa berfungsi, meskipun kami menghadapi beberapa kesulitan. Semua pihak telah menunjukkan tujuan politik mereka.”
Demonstrasi besar pecah di Thailand, hari ini (25/11/2013). Di mana, sekitar 3 ribu demonstran turun ke jalan menuju ke 13 daerah di seluruh kota. Aksi itu berisiko bentrokan antara massa dengan polisi anti-huru hara.
”Saya mengajak pengunjuk rasa untuk tinggal di sini semalam di Kantor Kementerian Keuangan,” kata Suthep Thaugsuban, pemimpin demonstrasi yang berkumpul di halaman kantor Menkeu Thailand itu.
”Saya mendesak pengunjuk rasa lainnya untuk melakukan hal yang sama dan merebut gedung-gedung dan pemerintah lainnya di seluruh negeri,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters. Demonstrasi perlahan mulai berubah menjadi aksi anarki. Di mana seorang wartawan Jerman, Nick Nostitz menjadi sasaran kemarahan massa, karena dianggap simpatisan pro-pemerintah.
Demonstrasi besar ini dipicu munculnya RUU amnesti yang didukung pemerintah. RUU itu dicurigai sebagai siasat Yingluck untuk mengampuni dan memulangkan bekas PM Thailand, yang juga kakaknya, Thaksin Sinawatra dari pengasingan akibat kasus korupsi tahun 2008.
Yingluck yang menghadapi perdebatan politik atas RUU itu telah menghalanginya untuk lawatan ke luar negeri. ”Saya tidak punya niat untuk mengundurkan diri atau membubarkan DPR,” kata Yingluck kepada wartawan. ”Kabinet masih bisa berfungsi, meskipun kami menghadapi beberapa kesulitan. Semua pihak telah menunjukkan tujuan politik mereka.”
(mas)