Balas serangan udara tentara Sudan, pemberontak tembakan mortir
A
A
A
Sindonews.com - Pemberontak Sudan yang menamakan diri mereka Tentara Pembebasan Rakyat Sudan Utara (SPLA-N) menembakan mortir ke Ibu Kota Negara Bagian Kordofan, Rabu (20/11/2013).
"Serangan mortir tersebut merupakan serangan balasan atas serangan udara yang dilakukan oleh Angkatan Udara (AU) Sudan akhir pekan lalu," ungkap Arnu Ngutulu Lodi, Juru Bicara SPLA-N kepada AFP.
Lodi menuturkan, akhir pekan lalu, Sukhoi pemerintah Sudan membom desa Tanasa, dekat Kota Buram, sedikitnya dua anak berusia 7 dan 10 tahun tewas akibat serangan udara tersebut.
Sementara, kelompok hak asasi manusia di Sudan menuding AU Sudan melakukan serangan udara dengan sembarang."Sebanyak lima mortir, menargetkan posisi militer Sudan," imbuh Lodi.
Lodi mengatakan, "Pasukan Pemerintah Sudan tidak tinggal diam, mereka kemudian melancarkan serangan balasan terhadap kami." Hingga berita ini diturunkan, tidak jelas berapa banyak korban tewas dalam serangan mortir dan serangan balasan tersebut.
SPLA-N bangkit melakukan perlawanan di Kordofan dua tahun yang lalu mereka bertekad menggulingkan kekuasaan pemerintah Sudan dan mengganti dengan sebuah sistem pemerintahan yang lebih menunjukan representatif keragaman.
"Serangan mortir tersebut merupakan serangan balasan atas serangan udara yang dilakukan oleh Angkatan Udara (AU) Sudan akhir pekan lalu," ungkap Arnu Ngutulu Lodi, Juru Bicara SPLA-N kepada AFP.
Lodi menuturkan, akhir pekan lalu, Sukhoi pemerintah Sudan membom desa Tanasa, dekat Kota Buram, sedikitnya dua anak berusia 7 dan 10 tahun tewas akibat serangan udara tersebut.
Sementara, kelompok hak asasi manusia di Sudan menuding AU Sudan melakukan serangan udara dengan sembarang."Sebanyak lima mortir, menargetkan posisi militer Sudan," imbuh Lodi.
Lodi mengatakan, "Pasukan Pemerintah Sudan tidak tinggal diam, mereka kemudian melancarkan serangan balasan terhadap kami." Hingga berita ini diturunkan, tidak jelas berapa banyak korban tewas dalam serangan mortir dan serangan balasan tersebut.
SPLA-N bangkit melakukan perlawanan di Kordofan dua tahun yang lalu mereka bertekad menggulingkan kekuasaan pemerintah Sudan dan mengganti dengan sebuah sistem pemerintahan yang lebih menunjukan representatif keragaman.
(esn)