Iran tuduh Israel picu ketegangan di Timur Tengah
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Iran pada Selasa (19/11/2013), menyuarakan optimisme soal kesepakatan nuklir menjelang pembicaraan di Jenewa. Namun, Iran menuduh Israel mencoba menyabotase kesepakatan itu dan memicu ketegangan Timur Tengah.
"Saya pikir ada setiap kemungkinan untuk sukses," kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, yang juga perunding nuklir Iran. Zarif melontarkan pernyataan ini setelah melakukan pertemuan dengan timpalannya dari Italia, Emma Bonino di Roma.
"Saya pergi ke Jenewa dengan tekad untuk keluar dengan kesepakatan pada akhir putaran ini," lanjut Zarif. Namun, dia mengatakan, bahwa Israel berusaha merusak pembicaraan. Pernyataan ini terkait aksi bom bunuh diri di depan Kedubes Iran di Beirut, Libanon.
Sebelumnya, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran telah menuduh Tel Aviv berada di balik serangan terhadap Kedubes Iran itu. Ledakan itu sendiri menewaskan sedikitnya 23 orang dan serangan itu diklaim oleh kelompok al-Qaeda.
Zarif mengatakan, serangan itu merupakan gejala meningkatnya ekstremisme yang mengancam untuk bergerak di luar Timur Tengah. "Tragedi hari ini harus menjadi alarm bagi kita semua, bahwa kita perlu berurusan dengan dan kecuali kita berurusan dengan serius, ia (ekstimisme) akan menelan kita semua," kata Zarif.
Zarif tidak mengulangi tuduhan terhadap Israel, tetapi mengatakan, "Kami memiliki alasan untuk mencurigai setiap gerakan mereka (Israel). Setiap langkah yang mereka buat adalah tentang penyebaran ketegangan," tandasnya.
Mengacu pada negosiasi nuklir, Zarif menyatakan, Israel telah berusaha keras untuk menggagalkan proses pembicaraan nuklir Iran dengan enam kekuatan dunia, yakni Amerika Serikat, Inggris, Perancis, China, Rusia, dan Jerman.
"Saya pikir ada setiap kemungkinan untuk sukses," kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, yang juga perunding nuklir Iran. Zarif melontarkan pernyataan ini setelah melakukan pertemuan dengan timpalannya dari Italia, Emma Bonino di Roma.
"Saya pergi ke Jenewa dengan tekad untuk keluar dengan kesepakatan pada akhir putaran ini," lanjut Zarif. Namun, dia mengatakan, bahwa Israel berusaha merusak pembicaraan. Pernyataan ini terkait aksi bom bunuh diri di depan Kedubes Iran di Beirut, Libanon.
Sebelumnya, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran telah menuduh Tel Aviv berada di balik serangan terhadap Kedubes Iran itu. Ledakan itu sendiri menewaskan sedikitnya 23 orang dan serangan itu diklaim oleh kelompok al-Qaeda.
Zarif mengatakan, serangan itu merupakan gejala meningkatnya ekstremisme yang mengancam untuk bergerak di luar Timur Tengah. "Tragedi hari ini harus menjadi alarm bagi kita semua, bahwa kita perlu berurusan dengan dan kecuali kita berurusan dengan serius, ia (ekstimisme) akan menelan kita semua," kata Zarif.
Zarif tidak mengulangi tuduhan terhadap Israel, tetapi mengatakan, "Kami memiliki alasan untuk mencurigai setiap gerakan mereka (Israel). Setiap langkah yang mereka buat adalah tentang penyebaran ketegangan," tandasnya.
Mengacu pada negosiasi nuklir, Zarif menyatakan, Israel telah berusaha keras untuk menggagalkan proses pembicaraan nuklir Iran dengan enam kekuatan dunia, yakni Amerika Serikat, Inggris, Perancis, China, Rusia, dan Jerman.
(esn)