AS mulai pesimistis dengan diplomasi nuklir Iran

Selasa, 19 November 2013 - 10:14 WIB
AS mulai pesimistis dengan diplomasi nuklir Iran
AS mulai pesimistis dengan diplomasi nuklir Iran
A A A
Sindonews.com – Pemerintah Amerika Serikat mulai pesimistis dengan negosiasi nuklir Iran. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengaku tidak mempunyai harapan khusus dengan negosiasi nuklir Teheran itu.

Padahal, negosiasi nuklir Teheran antara Iran dengan negara P5+1 (Inggris, China, Perancis, Rusia, Amerika Serikat dan Jerman) rencananya akan dilanjutkan mulai Rabu di Jenewa, Swiss.

”Saya tidak punya harapan khusus sehubungan dengan negosiasi di Jenewa, kecuali bahwa kita akan bernegosiasi dengan itikad baik,” kata Kerry kepada wartawan setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu, seperti dikutip Xinhua, Selasa (19/11/2013).

“Kami akan mencoba untuk mencapai kesepakatan pertama, dan berharap bahwa Iran akan memahami perlunya datang ke sana untuk membuat sebuah catatan yang dapat membuktikan kepada dunia bahwa ini (nuklir Iran) adalah program damai,” lanjut Kerry.

Negara-negara P5+1 dan Iran sebelumnya sudah menggelar negosiasi selama tiga hari di Jenewa, beberapa pekan lalu. Namun, hasilnya tidak tercapai kesepakatan. Di mana mayoritas negara P5+1 menghendaki Iran berhenti melakukan pengayaan uranium, dengan kompensasi pertimbangan pencabutan embargo ekonomi.

Namun, Iran menyatakan, pengayaan uranium adalah hak setiap bangsa, terlebih yang dilakukan Iran adalah untuk kepentingan damai. Negosiasi itu sempat dikecam Israel dan sejumlah anggota parlemen AS. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengecam negosiasi itu, dengan sebutan kesalahan bersejarah, terlebih jika sampai tercapai kesepakatan.

Meski AS mulai pesimistis, Rusia tetap berharap negosiasi nuklir Iran bisa mencapai kesepakatan yang nyata.Presiden Rusia Vladimir Putian menelepon Presiden Iran Hassan Rouhani kemarin, untuk menyampaikan kepercayaannya kepada Iran bahwa negosiasi bisa mengatasi krisis nuklir Teheran.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5594 seconds (0.1#10.140)