AS: Kesepakatan nuklir Iran mungkin terjadi
A
A
A
Sindonews.com - Kesepakatan nuklir antara Iran dengan kelompok P5+1 (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman) mungkin saja tercapai dalam pertemuan minggu depan di Jenewa. Demikian diungkapkan seorang pejabat senior AS kepada wartawan.
"Saya tidak tahu apakah kesepakatan akan tercapai. Tapi menurut saya, kesepakatan itu mungkin terjadi. Namun, negosiasi itu terkendala masalah sulit," ungkap pejabat senior AS.
Pejabat senior AS mengungkapkan, bahwa selama perundingan nuklir pekan lalu, kelompok P5+1 telah menyodorkan draft kesepakatan nuklir yang kuat dan lebih pada sejumlah isu. "Negosiasi telah berakhir pada pada Sabtu (9/11/2013) pagi itu, karena saya pikir semua pihak, terutama Iran, merasa perlu untuk mempertimbangkan menggelar perundingan dan melihat dokumen yang cukup sulit," tuturnya.
Seperti diketahui, pekan lalu Iran dan negara kekuatan dunia tengah menyetujui kesepakatan awal yang dapat menjadi jalan pembuka untuk menerbitkan sebuah pakta yang komprehensif. Namun, perbedaan besar mencegah kedua belah pihak yang tengah berunding untuk mencapai terobosan penting, hingga akhirnya kedua belah pihak memutuskan untuk bertemu lagi di Jenewa pada 20 November mendatang.
Mengetahui hal tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu marah dan mengecam kesepakatan baru itu. Menurutnya, hal itu memberikan dukungan penuh terhadap Iran untuk mengembangkan senjata atom dan tidak mencegah pemberhentian program nukli Iran.
"Saya tidak tahu apakah kesepakatan akan tercapai. Tapi menurut saya, kesepakatan itu mungkin terjadi. Namun, negosiasi itu terkendala masalah sulit," ungkap pejabat senior AS.
Pejabat senior AS mengungkapkan, bahwa selama perundingan nuklir pekan lalu, kelompok P5+1 telah menyodorkan draft kesepakatan nuklir yang kuat dan lebih pada sejumlah isu. "Negosiasi telah berakhir pada pada Sabtu (9/11/2013) pagi itu, karena saya pikir semua pihak, terutama Iran, merasa perlu untuk mempertimbangkan menggelar perundingan dan melihat dokumen yang cukup sulit," tuturnya.
Seperti diketahui, pekan lalu Iran dan negara kekuatan dunia tengah menyetujui kesepakatan awal yang dapat menjadi jalan pembuka untuk menerbitkan sebuah pakta yang komprehensif. Namun, perbedaan besar mencegah kedua belah pihak yang tengah berunding untuk mencapai terobosan penting, hingga akhirnya kedua belah pihak memutuskan untuk bertemu lagi di Jenewa pada 20 November mendatang.
Mengetahui hal tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu marah dan mengecam kesepakatan baru itu. Menurutnya, hal itu memberikan dukungan penuh terhadap Iran untuk mengembangkan senjata atom dan tidak mencegah pemberhentian program nukli Iran.
(esn)