Palestina abaikan nasib ribuan warganya yang ditahan di negara Arab

Jum'at, 15 November 2013 - 12:52 WIB
Palestina abaikan nasib ribuan warganya yang ditahan di negara Arab
Palestina abaikan nasib ribuan warganya yang ditahan di negara Arab
A A A
Sindonews.com - Saat Pemerintah Palestina terus menuntut pembebasan warga mereka yang ditahan Israel, terkuak kabar bahwa Pemerintah Palestina abai dengan nasib ribuan warga Palestina yang mendekam disejumlah penjara di negara Arab, seperti dilansir Jpost, Jumat (15/11/2013).

Harian Al-Quds Al-Arabi mengungkapkan, bahwa puluhan warga Palestina telah ditahan di penjara Kuwait sejak 1991, sementara sanak keluarga mereka sama sekali tidak tahu bagaimana nasib mereka kini. Hal itu bertentangan dengan nasib keluarga warga Palestina yang ditahan di Israel, mereka tidak hanya tahu nasib saudara mereka tapi mereka juga dapat melakukan kunjungan secara teratur.

Kenyataan bahwa ada warga Palestina yang ditahan di negara Kuwait tidak mengejutkan, tapi yang mengejutkan adalah sikap pemerintah Palestina terhadap negara yang menahan warga mereka. Menurut laporan Al-Quds Al-Arab, Pemerintah Palestina tidak pernah mendekati Kuwait untuk mencari tahu nasib warga mereka yang ditahan.

Muhammad al-Udwan, seorang ayah sekaligus warga Palestina mengungkapkan anaknya telah ditahan di Kuwait selama 25 tahun. "Hingga kini saya tidak tahu persis di mana anak saya Essam berada," ungkap Udwan. Dia kemudian mengeluhkan sikap Pemerintah Palestina yang tidak pernah melakukan apapun untuk membantu dia menemukan anaknya.

Duta besar Pelestina untuk Kwait, Rami Tahboub, menolak untuk mengomentari nasib para tahanan. "Saya sibuk, sedang rapat," ungkap Tahboub saat dihubungi melalui telepon untuk dimintai kejelasan tentang nasib tahanan tersebut.

Hassan Khraisheh, Wakil Ketua Dewan Legislatif Palestina di Ramallah, mendesak Emir Kuwait untuk mengakhiri tragedi bagi keluarga Palestina yang anak-anak mereka ditahan di penjara Kuwait tanpa proeses pengadilan. Dirinya kemudian menyerukan Emir Kuwait untuk menginformasikan keluarga apakah anak-anak mereka masih hidup. "Jika mereka mati, maka kita ingin konfirmasi dan berikan informasi di mana mereka dikuburkan," imbuh Khraisheh.

Pemerintah Kuwait mengusir ratusan ribu warga Palestina setelah pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) memerdekakan negara kecil penghasil minyak pada1991 lalu. Tindakan itu meripakan balas dendam atas invasi Saddam Hussein ke Kuwait setahun sebelumnya. Setelah merdeka pemerintah Kuwait menangkap banyak warga Palestina karena dicurigai bekerjasama dengan tentara pendudukan Irak.

Ratusan warga Palestina juga ditahan di berbagai penjara di Suriah, beberapa diantara mereka kabarnya telah mendekam selema lebih dari dua dekade. Tahun lalu dua warga Palestina di Mesir dan di Suriah dilaporkan tewas. Sekali lagi pemerintah Palestina belum menutut penyelidikan kepada pemerintah Suriah dan Mesir.

Seorang penulis terkemuka Palestina, Salameh Kaileh mengalu sempat ditahan selama tiga minggu di penjara Suriah karena dituding menyebarluaskan selebaran untuk menyerukan penggulingan anti Presiden Suriah Bashar al-Assad. "Situasi disana seperti tempat jagal manusia. Seperti neraka di bumi. rasanya saya akan mati dengan brutal, biadab dan dipukuli para interogator yang mengkat tali badanku dan tergantung hingga ke langit,"
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6971 seconds (0.1#10.140)