Snowden dituding rusak operasi anti teror Inggris

Jum'at, 08 November 2013 - 20:56 WIB
Snowden dituding rusak...
Snowden dituding rusak operasi anti teror Inggris
A A A
Sindonews.com - Pemimpin senior badan intelijen Inggris mengatakan, dokumen yang dibeberkan oleh mantan intelijen AS kontraktor Edward Snowden, telah membuat operasi anti teror di Inggris menjadi sangat beresiko. Inilah untuk pertama kali badan intelijen Inggris berbicara secara terbuka di depan para pemimpin parlemen terkait pembocoran dokumen intelijen oleh Edward Snowden pada awal tahun ini.

Pengakuan tersebut disampaikan Lain Lobban, Direktur Government Communication Headquarter (GCHQ), Kepala Dinas Keamanan Dalam Negeri M15 dan John Sawers, Kepala Dinas Intelijen Luar Negeri M16. Mereka mengatakan, kebocoran data dengan mantan kontraktor AS Edward Snowden telah merusak program kerja intelijen Inggris.

"Kebocoran dari Snowden telah sangat merusak dan membuat operasi kami menjadi sangat beresiko. Jelas, hal tersebut membuat para musuh kita menggosok tangan dengan gembira, al-Qaeda menjilat informasi tersebut," ungkap Sawers.

"Apa yang telah kita lihat selama lima bulan terakhir, hampir setiap hari adalah pembicaraan tentang target operasi teroris di Timur Tengah, Afghanistan dan sejumlah tempat lain di Asia selatan, serta membahas tujuan tersebut secara sepesifik," ungkap Lobban.

Snowden mengungkapkan, bahwa melalui GCHQ, Inggris telah melakukan pemantauan komunikasi dalam skala besar. Kesempatan perdana itu digunakan Lobban untuk membantah kabar bahwa GCHQ telah menyadap panggilan telepon individu dan email dari anggota masyarakat yang bermasalah.

"Saya akan kembali dalam analogi tumpukan jerami. Jika saya memiliki tumpukan jerami dan saya sedang mencari jarum, maka saya akan mencari jarum-jarum. Itulah pertanyaan saya tarik keluar. Dalam kondisi tersebut saya tidak melihat bahwa disekeliling saya terdapat," ungkap Lobban.

Untuk membiaya kegiatan operasional badan intelijen Inggris menghabiskan biaya yang tidak sedikit, setiap tahunnya mereka membayar USD 3 miliar. Dana itu digunakan untuk menyelamatkan dan melindungi warga Inggris. Dan operasional kegiatan tersebut dilakukan sesuai hukum dan dipertangungjawabkan kepada pemerintah.
(esn)
Berita Terkait
Belajar Bahasa Inggris...
Belajar Bahasa Inggris Sambil Mancing di Kampung Inggris Sawangan
Kerajaan Inggris Resmi...
Kerajaan Inggris Resmi Deklarasikan Charles III sebagai Penguasa Inggris
PM Inggris Rishi Sunak...
PM Inggris Rishi Sunak Disebut Tidak Tersentuh
Otoritas Italia Perketat...
Otoritas Italia Perketat Prokes Fans Inggris Jelang Laga Ukraina vs Inggris
Kampung Inggris Kediri...
Kampung Inggris Kediri Sabet Dua Rekor MURI
Prabowo Bertemu PM Inggris...
Prabowo Bertemu PM Inggris Keir Starmer, Bahas Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Inggris
Berita Terkini
Siapa Daniel Kahneman?...
Siapa Daniel Kahneman? Pemenang Nobel Ekonomi yang Memilih Bunuh Diri karena Tidak Suka Hidup di Usia Tua
57 menit yang lalu
6 Pemicu AS dan Inggris...
6 Pemicu AS dan Inggris Gelar Serangan Besar-besaran ke Pangkalan Houthi di Yaman
2 jam yang lalu
3 Alasan yang Diyakini...
3 Alasan yang Diyakini Presiden Zelensky kalau Ukraina Adalah Pemenang Perang
4 jam yang lalu
100 Orang Suku Druze...
100 Orang Suku Druze Asal Suriah Kunjungi Israel, Ada Apa Gerangan?
7 jam yang lalu
325.000 Orang ikut Unjuk...
325.000 Orang ikut Unjuk Rasa Terbesar Memprotes Kebijakan Korup Pemerintah Serbia
8 jam yang lalu
Disebut sebagai Pahlawan,...
Disebut sebagai Pahlawan, Ribuan Rakyat Filipina Tuntut Pembebasan Duterte
9 jam yang lalu
Infografis
Militer Israel Akui...
Militer Israel Akui Gagal Hadapi Operasi Badai al-Aqsa 7 Oktober
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved