Damaskus dibom, 16 orang terbunuh
A
A
A
Sindonews.com – Bom meledak di kota Suweida, Damaskus, Suriah, kemarin, atau sehari setelah jadwal perundingan damai gagal ditetapkan. Hingga Kamis (7/11/2013), sebanyak 16 orang terbunuh akibat ledakan bom itu.
Kantor berita SANA, semula melansir jumlah korban tewas akibat ledakan bom itu, sebanyak delapan orang. Tapi, para aktivis memperbarui informasi dengan meirilis jumlah korban tewas menjadi 16 orang. ”Delapan warga, termasuk dua perempuan, tewas dalam ledakan bom yang diletakkan teroris di pintu masuk ke perusahaan kereta api, Hijaz,” bunyi laporan SANA.
Selain belasan orang tewas, puluhan orang lainnya terluka dalam insiden mematikan itu. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, di Provinsi Homs tengah, pemberontak telah merebut sebagian gudang senjata, setelah terlibat pertempuran selama dua minggu. ”Para pemberontak menyita sejumlah besar senjata dari kompleks luas di luar kota Mahin,” kata Observatorium.
Namun, seorang pejabat keamanan Rezim Pemerintah Bashar al-Assad, membantah laporan itu. ”Pertempuran terus terjadi, tapi para teroris tidak mengambil senjata, dan ada banyak kerugian yang dialami mereka,” kata pejabat itu yang dikutip SANA. Istilah teroris digunakan rezim Assad untuk menyebut kelompok pemberontak bersenjata.
Sementara itu, setelah Rusia, Amerika Serikat dan PBB yang menggelar pertemuan tripartit gagal menetapkan tanggal untuk Konferensi Jenewa II untuk Suriah, Rusia kini menawarkan menjadi tuan rumah untuk perundingan antara kubu Assad dan oposisi atau pemberontak. Tawaran itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov.
Kantor berita SANA, semula melansir jumlah korban tewas akibat ledakan bom itu, sebanyak delapan orang. Tapi, para aktivis memperbarui informasi dengan meirilis jumlah korban tewas menjadi 16 orang. ”Delapan warga, termasuk dua perempuan, tewas dalam ledakan bom yang diletakkan teroris di pintu masuk ke perusahaan kereta api, Hijaz,” bunyi laporan SANA.
Selain belasan orang tewas, puluhan orang lainnya terluka dalam insiden mematikan itu. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, di Provinsi Homs tengah, pemberontak telah merebut sebagian gudang senjata, setelah terlibat pertempuran selama dua minggu. ”Para pemberontak menyita sejumlah besar senjata dari kompleks luas di luar kota Mahin,” kata Observatorium.
Namun, seorang pejabat keamanan Rezim Pemerintah Bashar al-Assad, membantah laporan itu. ”Pertempuran terus terjadi, tapi para teroris tidak mengambil senjata, dan ada banyak kerugian yang dialami mereka,” kata pejabat itu yang dikutip SANA. Istilah teroris digunakan rezim Assad untuk menyebut kelompok pemberontak bersenjata.
Sementara itu, setelah Rusia, Amerika Serikat dan PBB yang menggelar pertemuan tripartit gagal menetapkan tanggal untuk Konferensi Jenewa II untuk Suriah, Rusia kini menawarkan menjadi tuan rumah untuk perundingan antara kubu Assad dan oposisi atau pemberontak. Tawaran itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov.
(mas)