Dokter AS berkomplot siksa tahanan di Guantanamo
A
A
A
Sindonews.com – Sebuah laporan independen di Amerika Serikat mengungkap, bahwa dokter dan perawat yang bekerja di bawah perintah militer AS, terlibat dalam penyiksaan tersangka terorisme. Siksaan itu mereka lakukan terhadap tahanan di penjara Guantanamo.
”Penyiksaan kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat dari tahanan,” bunyi laporan itu, seperti dikutip BBC, Senin (14/11/2013). Laporan itu disusun oleh panel independen dari pihak militer, kesehatan, etika dan ahli hukum.
Baik CIA maupun Pentagon telah menolak isi laporan terbaru itu. Laporan itu diterbitkan oleh Institute of Medicine dan George Soros, yang didanai Open Society Foundation. Dalam laporan tersebut terungkap, jika terjadi kolusi di penjara AS yang ada di Afghanistan, penjara Guantanamo di Kuba, dan di lokasi penahanan rahasia CIA, setelah serangan 11 September 2001 di AS.
Koordinator penulis laporan, Leonard Rubenstein, mengatakan kepada BBC, bahwa laporan tersebut mengungkapkan; “ tradisi penyiksaan dan pelecehan di tahanan Guantanamo dan di tempat lain di komunitas medis”.
”Apa yang kami temukan, bahwa Departemen Pertahanan dan CIA benar-benar mengubah standar etika inti untuk memfasilitasi partisipasi oleh para profesional kesehatan dalam menyiksa tahanan,” ujarnya.
Kepala urusan publik CIA, Dean Boyd menyebut, laporan itu tidak akurat dan keliru. ”Sangat penting untuk menekankan, bahwa CIA tidak memiliki ‘tahanan dalam tahanan’ dan Presiden Barack Obama mengakhiri program rendition, penahanan dan interogasi oleh perintah eksekutif pada tahun 2009,” katanya.
”Penyiksaan kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat dari tahanan,” bunyi laporan itu, seperti dikutip BBC, Senin (14/11/2013). Laporan itu disusun oleh panel independen dari pihak militer, kesehatan, etika dan ahli hukum.
Baik CIA maupun Pentagon telah menolak isi laporan terbaru itu. Laporan itu diterbitkan oleh Institute of Medicine dan George Soros, yang didanai Open Society Foundation. Dalam laporan tersebut terungkap, jika terjadi kolusi di penjara AS yang ada di Afghanistan, penjara Guantanamo di Kuba, dan di lokasi penahanan rahasia CIA, setelah serangan 11 September 2001 di AS.
Koordinator penulis laporan, Leonard Rubenstein, mengatakan kepada BBC, bahwa laporan tersebut mengungkapkan; “ tradisi penyiksaan dan pelecehan di tahanan Guantanamo dan di tempat lain di komunitas medis”.
”Apa yang kami temukan, bahwa Departemen Pertahanan dan CIA benar-benar mengubah standar etika inti untuk memfasilitasi partisipasi oleh para profesional kesehatan dalam menyiksa tahanan,” ujarnya.
Kepala urusan publik CIA, Dean Boyd menyebut, laporan itu tidak akurat dan keliru. ”Sangat penting untuk menekankan, bahwa CIA tidak memiliki ‘tahanan dalam tahanan’ dan Presiden Barack Obama mengakhiri program rendition, penahanan dan interogasi oleh perintah eksekutif pada tahun 2009,” katanya.
(mas)