Intelijen Jerman bantah lakukan tindakan mata-mata di AS
A
A
A
Sindonews.com – Kepala Intelijen Luar Negeri Jerman (BND), Gerhard Schindler, pada Rabu (30/10/2013), membantah bahwa pihaknya telah melaksanakan operasi mata-mata dari Kedutaan Besar Jerman di Washington, Amerika Serikat (AS).
"Tidak ada telekomunikasi intelijen yang dilakukan dari kedutaan Jerman di Washington," tegas Schindler, seperti dikutip oleh situs berita on line, Zeit. Pernyataan ini adalah bantahan atas tuduhan AS, yang menyebut bahwa bukan hanya AS yang melakukan tindakan mata-mata.
Satu hari sebelumnya, Kepala National Security Agency (NSA), Jenderal Keith Alexander dan Direktur Intelijen Nasional, James Clapper mengatakan kepada anggota parlemen, bahwa negara-negara asing juga memata-matai pemimpin AS.
Dua petinggi intelijen AS itu juga menyebut laporan yang mengungkapkan NSA telah menyadap jutaan panggilan telepon di Eropa, adalah "benar-benar palsu". Menurut keduanya, media Eropa yang membuat laporan tersebut -berdasarkan bocoran dari buronan intelijen AS, Edward Snowden- tidak memahami data yang mereka gunakan untuk membuat laporan.
Sejak munculnya laporan yang menyatakan NSA melakukan tindakan mata-mata terhadap sejumlah negara sekutu dan beberapa negara lain di dunia, tekanan terhadap AS meningkat tajam. Sejumlah negara menyatakan protes keras, jika tudingan mata-mata itu terbukti.
Sementara itu, sebuah delegasi Jerman mengunjungi Gedung Putih pada Rabu (30/10/2013), untuk membahas cara-cara untuk meningkatkan kerjasama intelijen Jerman-Amerika Serikat (AS). Kunjungan ini dilakukan setelah adanya laporan badan intelijen AS, National Security Agency (NSA), menyadap ponsel pribadi Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Selain membahas kerjasama, delegasi ini juga dilaporkan akan mencari klarifikasi soal dugaan penyadapa yang dilakukan NSA terhadap Merkel. Delegasi Jerman diisi oleh Penasihat Keamanan Nasional Jerman, Christoph Heusgen dan Koordinator Intelijen Kanselir Jerman, Guenter Heiss.
"Tidak ada telekomunikasi intelijen yang dilakukan dari kedutaan Jerman di Washington," tegas Schindler, seperti dikutip oleh situs berita on line, Zeit. Pernyataan ini adalah bantahan atas tuduhan AS, yang menyebut bahwa bukan hanya AS yang melakukan tindakan mata-mata.
Satu hari sebelumnya, Kepala National Security Agency (NSA), Jenderal Keith Alexander dan Direktur Intelijen Nasional, James Clapper mengatakan kepada anggota parlemen, bahwa negara-negara asing juga memata-matai pemimpin AS.
Dua petinggi intelijen AS itu juga menyebut laporan yang mengungkapkan NSA telah menyadap jutaan panggilan telepon di Eropa, adalah "benar-benar palsu". Menurut keduanya, media Eropa yang membuat laporan tersebut -berdasarkan bocoran dari buronan intelijen AS, Edward Snowden- tidak memahami data yang mereka gunakan untuk membuat laporan.
Sejak munculnya laporan yang menyatakan NSA melakukan tindakan mata-mata terhadap sejumlah negara sekutu dan beberapa negara lain di dunia, tekanan terhadap AS meningkat tajam. Sejumlah negara menyatakan protes keras, jika tudingan mata-mata itu terbukti.
Sementara itu, sebuah delegasi Jerman mengunjungi Gedung Putih pada Rabu (30/10/2013), untuk membahas cara-cara untuk meningkatkan kerjasama intelijen Jerman-Amerika Serikat (AS). Kunjungan ini dilakukan setelah adanya laporan badan intelijen AS, National Security Agency (NSA), menyadap ponsel pribadi Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Selain membahas kerjasama, delegasi ini juga dilaporkan akan mencari klarifikasi soal dugaan penyadapa yang dilakukan NSA terhadap Merkel. Delegasi Jerman diisi oleh Penasihat Keamanan Nasional Jerman, Christoph Heusgen dan Koordinator Intelijen Kanselir Jerman, Guenter Heiss.
(esn)