Isreal & AS tetap sepaham soal nuklir Iran
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Intelijen dan Strategis Israel, Yuval Steinitz mengatakan, perbedaan pendapat antara Israel dan Amerika Serikat (AS) dalam menyikapi masalah nuklir Iran adalah sebuah masalah kecil. Demikian diungkapkan Steinitz dalam wawancara dengan Radio Israel.
"Israel dan AS sepaham tentang tujuan mereka mengendalikan kekuatan nuklir Iran, namun memiliki perbedaan kecil tentang bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut," ungkap Steinitz."Kita dapat dengan mudah menyelesaikan masalah nuklir Iran jika dapat menghentikan pengayaan uranium di Iran kemudian mendapatkan uranium dari negara lain demi memenuhi kebutuhan energi listrik dan bukan untuk kebutuhan militer," ungkap Steinitz.
Dalam wawancara tersebut, Steinitz juga mengungkap sedikit tentang jalannya pertemuan antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Roma, Italia. "Keduanya melakukan sebuah pembicaraan " komprehensif dan terbuka " dan juga membahas sejumlah isu termasuk perundingan damai antara Israel dan Palestina," ungkap Steinitz.
Pembicaraan tersebut terjadi sehari setelah Presiden Palestina, Mahmoud Abbas memperingatkan Israel, bahwa negara yahudi itu akan disalahkan jika pembicaraan perdamaian yang sedang berlangsung runtuh. "Kami tidak akan menerima hal itu. Dan, jika mereka (pembicaraan) runtuh, maka mereka (Israel) akan menjadi alasan untuk keruntuhan itu, bukan kami," ungkap Abbas selama kunjungan ke Lithuania.
"Israel dan AS sepaham tentang tujuan mereka mengendalikan kekuatan nuklir Iran, namun memiliki perbedaan kecil tentang bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut," ungkap Steinitz."Kita dapat dengan mudah menyelesaikan masalah nuklir Iran jika dapat menghentikan pengayaan uranium di Iran kemudian mendapatkan uranium dari negara lain demi memenuhi kebutuhan energi listrik dan bukan untuk kebutuhan militer," ungkap Steinitz.
Dalam wawancara tersebut, Steinitz juga mengungkap sedikit tentang jalannya pertemuan antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Roma, Italia. "Keduanya melakukan sebuah pembicaraan " komprehensif dan terbuka " dan juga membahas sejumlah isu termasuk perundingan damai antara Israel dan Palestina," ungkap Steinitz.
Pembicaraan tersebut terjadi sehari setelah Presiden Palestina, Mahmoud Abbas memperingatkan Israel, bahwa negara yahudi itu akan disalahkan jika pembicaraan perdamaian yang sedang berlangsung runtuh. "Kami tidak akan menerima hal itu. Dan, jika mereka (pembicaraan) runtuh, maka mereka (Israel) akan menjadi alasan untuk keruntuhan itu, bukan kami," ungkap Abbas selama kunjungan ke Lithuania.
(esn)