Banyak anak Suriah mati kelaparan, Assad dikecam
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah rezim Presiden Bashar al-Assad dikecam banyak rakyat Suriah. Musbabnya, Pemerintah Assad dianggap sengaja membiarkan rakyat Suriah di wilayah yang dikuasai pemberontak anti-Assad mati kelaparan.
Setidaknya tiga dari wilayah di pinggir Damaskus, yakni Yarmouk , Ghouta timur dan Moudamiyah, telah dikepung pasukan Assad selama beberapa bulan. Suplai makanan tidak bisa masuk ke tiga wilayah itu. Imbasnya, banyak anak-anak Suriah mati kelaparan.
”Jika mereka (pasukan Assad) ingin menyerang kita dengan senjata kimia, maka lakukan saja! Tapi bisakah mereka membiarkan bau roti datang, sehingga kita bisa mati bahagia?,” kata seorang bocah 11 tahun di Yarmouk, dengan nada frustasi, seperti dikutip BBC, Sabtu (19/10/2013).
Situasi sulit itulah yang membuat ulama setempat sampai mengeluarkan fatwa untuk rakyat Suriah yang kelaparan untuk makan daging kucing, daging anjing dan daging keledai. Fatwa itu, menurut ulama terpaksa dikeluarkan agar rakyat Suriah yang kelaparan bisa bertahan hidup.
”Kami mengeluarkan perintah agama yang memungkinkan orang untuk makan daging anjing dan daging kucing. Bukan karena halal, tetapi karena itu adalah refleksi dari realitas penderitaan kita,” ujar Sheikh Saleh al-Khatib, salah satu ulama Suriah.
Para aktivis Suriah mengatakan, mereka sekarang mulai mendokumentasikan penderitaan rakyat Suriah, yang rata-rata kekurangan gizi.
Sementara itu, Pemerintah Amerika Serikat mendesak Pemerintah Suriah untuk mengizinkan konvoi bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah yang dikepung pasukan Assad. Pasalnya, bantuan itu sangat diperlukan untuk menyelamatkan rakyat Suriah yang kelaparan di wilayah yang dikuasai pemberontak itu.
Washington menyatakan, pengepungan pasukan Assad selama berbulan-bulan, telah membuat banyak rakyat Suriah kekurangan makanan, air dan obat-obatan. ”Laporan seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki. ”Anak-anak yang meninggal karena kekurangan gizi, berada hanya beberapa kilometer istana Presiden Assad,” lanjut Psaki.
Menurutnya, sudah seharusnya Presiden Assad turun tangan menyelamatkan rakyatnya yang kelaparan, karena terjebak dalam situasi perang. ”Kami menyerukan kepada rezim Suriah untuk segera menyetujui akses untuk konvoi bantuan kemanusiaan,” imbuh dia. ”Mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman di pinggiran kota Damaskus.”
Setidaknya tiga dari wilayah di pinggir Damaskus, yakni Yarmouk , Ghouta timur dan Moudamiyah, telah dikepung pasukan Assad selama beberapa bulan. Suplai makanan tidak bisa masuk ke tiga wilayah itu. Imbasnya, banyak anak-anak Suriah mati kelaparan.
”Jika mereka (pasukan Assad) ingin menyerang kita dengan senjata kimia, maka lakukan saja! Tapi bisakah mereka membiarkan bau roti datang, sehingga kita bisa mati bahagia?,” kata seorang bocah 11 tahun di Yarmouk, dengan nada frustasi, seperti dikutip BBC, Sabtu (19/10/2013).
Situasi sulit itulah yang membuat ulama setempat sampai mengeluarkan fatwa untuk rakyat Suriah yang kelaparan untuk makan daging kucing, daging anjing dan daging keledai. Fatwa itu, menurut ulama terpaksa dikeluarkan agar rakyat Suriah yang kelaparan bisa bertahan hidup.
”Kami mengeluarkan perintah agama yang memungkinkan orang untuk makan daging anjing dan daging kucing. Bukan karena halal, tetapi karena itu adalah refleksi dari realitas penderitaan kita,” ujar Sheikh Saleh al-Khatib, salah satu ulama Suriah.
Para aktivis Suriah mengatakan, mereka sekarang mulai mendokumentasikan penderitaan rakyat Suriah, yang rata-rata kekurangan gizi.
Sementara itu, Pemerintah Amerika Serikat mendesak Pemerintah Suriah untuk mengizinkan konvoi bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah yang dikepung pasukan Assad. Pasalnya, bantuan itu sangat diperlukan untuk menyelamatkan rakyat Suriah yang kelaparan di wilayah yang dikuasai pemberontak itu.
Washington menyatakan, pengepungan pasukan Assad selama berbulan-bulan, telah membuat banyak rakyat Suriah kekurangan makanan, air dan obat-obatan. ”Laporan seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki. ”Anak-anak yang meninggal karena kekurangan gizi, berada hanya beberapa kilometer istana Presiden Assad,” lanjut Psaki.
Menurutnya, sudah seharusnya Presiden Assad turun tangan menyelamatkan rakyatnya yang kelaparan, karena terjebak dalam situasi perang. ”Kami menyerukan kepada rezim Suriah untuk segera menyetujui akses untuk konvoi bantuan kemanusiaan,” imbuh dia. ”Mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman di pinggiran kota Damaskus.”
(mas)