Iran diyakini surplus uranium
A
A
A
Sindonews.com – Anggota parlemen terkemuka Iran, Ali Larijani, blak-blakan mengakui jika negaranya memang surplus uranium. Sumber energi untuk pembuatan bom nuklir itu, katanya, akan jadi nilai tawar untuk pembicaraan nuklir Teheran di Jenewa pada pekan depan.
Larijani mengungkapkan perihal surplus uranium Iran itu, saat wawancara dengan Associated Press, kemarin (9/10/2013). Larijani mengatakan, surplus uranium akan dibahas dengan negara-negara Barat dalam konteks kemungkinan penghentian pengayaan uranium sampai 20 persen, yang menjadi konsesi dalam negosiasi.
”Melalui proses negosiasi, ya, hal-hal dapat dikatakan dan mereka dapat membicarakan hal ini,” kata Larijaji, di sela-sela pertemuan organisasi parlemen dunia.
Produksi uranium sebanyak 20 persen diyakini sudah bisa untuk dijadikan bahan pembuatan senjata nuklir. Tapi, Larijani mengatakan, Iran melakukan pengayaan uranium yang lebih banyak semata-mata untuk energi sipil, penelitian, dan kebutuhan medis. Dia menegaskan, pengayaan uranium itu bukan untuk membuat bom nuklir.
Lanjut Larijani, alasan Iran nekat memproduksi uranium sendiri, karena Badan Energi Atom Internasional PBB dipastikan tidak akan memberikan izin itu. ”Tapi kami memiliki beberapa kelebihan, Anda tahu, jumlah uranium yang tidak kita perlukan. Selama ini kita dapat memiliki kesempatan untuk diskusi, " katanya, mengacu pada pembicaraan pekan depan dengan negara-negara Barat soal krisis nuklir Teheran.
Menyusul publikasi pengakuan Larijani itu, departemen hubungan publik parlemen Iran membantah, klaim Larijanji soal surplus uranium Iran. Dalam sebuah pernyataan yang diajukan kntor berita ICANA, departemen hubungan publik parlemen mengatakan, klaim bahwa Iran surplus uranium lebih dari yang dibutuhkan, adalah kebalikan dari realitas yang sebenarnya.
Larijani mengungkapkan perihal surplus uranium Iran itu, saat wawancara dengan Associated Press, kemarin (9/10/2013). Larijani mengatakan, surplus uranium akan dibahas dengan negara-negara Barat dalam konteks kemungkinan penghentian pengayaan uranium sampai 20 persen, yang menjadi konsesi dalam negosiasi.
”Melalui proses negosiasi, ya, hal-hal dapat dikatakan dan mereka dapat membicarakan hal ini,” kata Larijaji, di sela-sela pertemuan organisasi parlemen dunia.
Produksi uranium sebanyak 20 persen diyakini sudah bisa untuk dijadikan bahan pembuatan senjata nuklir. Tapi, Larijani mengatakan, Iran melakukan pengayaan uranium yang lebih banyak semata-mata untuk energi sipil, penelitian, dan kebutuhan medis. Dia menegaskan, pengayaan uranium itu bukan untuk membuat bom nuklir.
Lanjut Larijani, alasan Iran nekat memproduksi uranium sendiri, karena Badan Energi Atom Internasional PBB dipastikan tidak akan memberikan izin itu. ”Tapi kami memiliki beberapa kelebihan, Anda tahu, jumlah uranium yang tidak kita perlukan. Selama ini kita dapat memiliki kesempatan untuk diskusi, " katanya, mengacu pada pembicaraan pekan depan dengan negara-negara Barat soal krisis nuklir Teheran.
Menyusul publikasi pengakuan Larijani itu, departemen hubungan publik parlemen Iran membantah, klaim Larijanji soal surplus uranium Iran. Dalam sebuah pernyataan yang diajukan kntor berita ICANA, departemen hubungan publik parlemen mengatakan, klaim bahwa Iran surplus uranium lebih dari yang dibutuhkan, adalah kebalikan dari realitas yang sebenarnya.
(mas)