Korsel gelar parade militer besar-besaran
Korsel gelar parade militer besar-besaran
A
A
A
Sindonews.com - Korea Selatan (Korsel) menggelar parade militer terbesarnya dalam kurun waktu satu dekade, Selasa (1/10/2013). Acara tersebut dihadiri, Presiden Park Geun-hye, sejumlah pejabat militer Korsel, dan tamu kehormatan, serta Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Chuck Hagel.
Menandai ulang tahun ke-65 berdirinya Angkatan Bersenjata Korsel, Geun-hye memperingatkan kalau "situasi di Semenanjung Korea sangat serius".
"Korea Utara (Korut) terus mengembangkan dan memperbarui senjata nuklirnya," ungkap Geun-hye. "Korsel tidak punya pilihan selain meningkatkan pertahanan untuk merespon hal tersebut," imbuh Geun-hye.
Sebanyak 11 ribu tentara Korsel ambil bagian dalam parade militer yang digelar di pangkalan udara, di selatan Kota Seoul. Pada kesempatan itu, Korsel memamerkan 120 pesawat dan Hyeonmu 3, rudal jelajah produksi dalam negeri yang mampu menghantam Korera Utara (Korut).
Geun-hye secara khusus menyebutkan pengembangan sistem pencegat rudal canggih yang mampu menetralisir serangan Korut, Hyeonmu 3. Rudal jelajah tersebut adalah sebuah senjata dengan presisi yang dapat mengidentifikasi dan menyerang jendela kantor markas komando Korut dan pertama kali digunakan Angkatan Luat (AL) Korsel pada November 2012 lalu.
Geun-hye juga meyakini, bahwa tujuan peningkatan militer Korut bukan untuk perang, melainkan untuk mencegah ancaman. Mengutip ancaman nuklir yang terus tumbuh dari Korut, dalam kesempatan itu Presiden Korsel meminta perpanjangan pasukan gabungan AS dan Korsel.Seperti diketahui, Korsel dijadwalkan untuk mengambil alih komando operasi perang pada tahun 2015 mendatang, namun para pembuat kebijakan pertahanan Korsel mengatakan, mereka butuh waktu lebih banyak untuk mempersiapkan transisi. Menggaris bawahi komitmen aliansi militer AS di Korsel, saat ini sebanyak 28.500 tentara AS telah berada di Korsel.
Menandai ulang tahun ke-65 berdirinya Angkatan Bersenjata Korsel, Geun-hye memperingatkan kalau "situasi di Semenanjung Korea sangat serius".
"Korea Utara (Korut) terus mengembangkan dan memperbarui senjata nuklirnya," ungkap Geun-hye. "Korsel tidak punya pilihan selain meningkatkan pertahanan untuk merespon hal tersebut," imbuh Geun-hye.
Sebanyak 11 ribu tentara Korsel ambil bagian dalam parade militer yang digelar di pangkalan udara, di selatan Kota Seoul. Pada kesempatan itu, Korsel memamerkan 120 pesawat dan Hyeonmu 3, rudal jelajah produksi dalam negeri yang mampu menghantam Korera Utara (Korut).
Geun-hye secara khusus menyebutkan pengembangan sistem pencegat rudal canggih yang mampu menetralisir serangan Korut, Hyeonmu 3. Rudal jelajah tersebut adalah sebuah senjata dengan presisi yang dapat mengidentifikasi dan menyerang jendela kantor markas komando Korut dan pertama kali digunakan Angkatan Luat (AL) Korsel pada November 2012 lalu.
Geun-hye juga meyakini, bahwa tujuan peningkatan militer Korut bukan untuk perang, melainkan untuk mencegah ancaman. Mengutip ancaman nuklir yang terus tumbuh dari Korut, dalam kesempatan itu Presiden Korsel meminta perpanjangan pasukan gabungan AS dan Korsel.Seperti diketahui, Korsel dijadwalkan untuk mengambil alih komando operasi perang pada tahun 2015 mendatang, namun para pembuat kebijakan pertahanan Korsel mengatakan, mereka butuh waktu lebih banyak untuk mempersiapkan transisi. Menggaris bawahi komitmen aliansi militer AS di Korsel, saat ini sebanyak 28.500 tentara AS telah berada di Korsel.
(esn)
Explore More