Assad tidak akan bernegosiasi dengan oposisi bersenjata
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan, dirinya tidak akan bernegosiasi dengan apa yang disebut oposisi. Ia kemudian menyebut, sebagian besar dari mereka adalah teroris bersenjata.
"Kami tidak akan bernegosiasi dengan mereka yang bersenjata. Kami hanya setuju untuk bernegosiasi dengan oposisi yang melakukan kegiatan politik ketimbang terorisme," ungkap Assad dalam sebuah wawancara, seperti dilansir Xinhua, Selasa (24/9/2013).
"Di dunia ini tidak ada negara yang akan bernegosiasi dengan teroris. Maka dari itu, kami hanya akan melakukan negosiasi dengan pihak yang telah meletakan senjata. Satu hal lagi, kami tidak akan bernegosiasi dengan kelompok yang mendukung intervensi asing, militer ataupun intervensi politik. Terlepas dari hal itu, negosiasi dapat diselenggarakan," papar Assad.
Assad mengatakan, jika sampai negosiasi terselenggara, maka yang akan menjadi batas pertama adalah penggunaan kekerasaan terhadap rakyat, negara dan tentara Suriah. Sedangkan yang kedua adalah mengajukan intervensi asing. "Selain hal itu, semuanya dapat dinegosiasikan, piagam, hukum dan hal lain. Tentu saja termasuk bentuk pemerintahan," kata Assad.
"Jika rakyat Suriah ingin mengubah bentuk pemerintahan menjadi presidensial, parlemen atau apapun, secara pribadi saya tidak keberatan. Saya akan setuju dengan keinginan rakyat Suriah," lanjut Assad.
"Kami tidak akan bernegosiasi dengan mereka yang bersenjata. Kami hanya setuju untuk bernegosiasi dengan oposisi yang melakukan kegiatan politik ketimbang terorisme," ungkap Assad dalam sebuah wawancara, seperti dilansir Xinhua, Selasa (24/9/2013).
"Di dunia ini tidak ada negara yang akan bernegosiasi dengan teroris. Maka dari itu, kami hanya akan melakukan negosiasi dengan pihak yang telah meletakan senjata. Satu hal lagi, kami tidak akan bernegosiasi dengan kelompok yang mendukung intervensi asing, militer ataupun intervensi politik. Terlepas dari hal itu, negosiasi dapat diselenggarakan," papar Assad.
Assad mengatakan, jika sampai negosiasi terselenggara, maka yang akan menjadi batas pertama adalah penggunaan kekerasaan terhadap rakyat, negara dan tentara Suriah. Sedangkan yang kedua adalah mengajukan intervensi asing. "Selain hal itu, semuanya dapat dinegosiasikan, piagam, hukum dan hal lain. Tentu saja termasuk bentuk pemerintahan," kata Assad.
"Jika rakyat Suriah ingin mengubah bentuk pemerintahan menjadi presidensial, parlemen atau apapun, secara pribadi saya tidak keberatan. Saya akan setuju dengan keinginan rakyat Suriah," lanjut Assad.
(esn)