Buruh demo, 100 pabrik garmen di Bangladesh tutup
A
A
A
Sindonews.com – Lebih dari 100 pabrik garmen di Bangladesh terpaksa tutup dan menghentikan aktivitas mereka pada Senin (23/9/2013), karena ribuan pekerja menggelar aksi protes untuk medapatkan kenaikan upah. Buruh meminta upah minimum USD100 per bulan.
Seperti dilaporkan Reuters, para buruh turun ke jalan-jalan utama di Gazipur dan zona industri Savar, di pinggiran Ibu Kota Bangladesh, Dhaka. Kaum buruh dilaporkan memblokir jalan-jalan utama di wilayah itu dan menyerang beberapa kendaraan. Akibat aksi ini, 50 orang terluka.
Selain buruh, sejumlah polisi juga mengalami luka-luka. Saksi mata menuturkan, polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan kerumunan demonstran. Sementara para buruh membalasnya melemparkan pecahan batu bata.
Menurut saksi mata, para buruh juga merusak pabrik. "Kami harus mengambil tindakan keras untuk memulihkan ketertiban, karena para buruh menantang tidak akan menghentikan kekerasan," kata seorang perwira polisi di Gazipur.
Beberapa pengunjuk rasa kemudian menyerang sebuah kamp pasukan paramiliter, yang dikenal sebagai Ansar Bangladesh, atau Pengawal Desa di Gazipur. Mereka menjarah beberapa senapan dan amunisi, serta melukai lima orang.
Saat ini, upah minimum per bulan di Bangladesh adalah USD38. Jumlah ini hanya setengah dari yang diterima kaum buruh di Kamboja. Pemerintah Bangladesh sedang dalam pembicaraan dengan Serikat Pekerja dan pemilik pabrik soal usulan upah minimum baru.
Seperti dilaporkan Reuters, para buruh turun ke jalan-jalan utama di Gazipur dan zona industri Savar, di pinggiran Ibu Kota Bangladesh, Dhaka. Kaum buruh dilaporkan memblokir jalan-jalan utama di wilayah itu dan menyerang beberapa kendaraan. Akibat aksi ini, 50 orang terluka.
Selain buruh, sejumlah polisi juga mengalami luka-luka. Saksi mata menuturkan, polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan kerumunan demonstran. Sementara para buruh membalasnya melemparkan pecahan batu bata.
Menurut saksi mata, para buruh juga merusak pabrik. "Kami harus mengambil tindakan keras untuk memulihkan ketertiban, karena para buruh menantang tidak akan menghentikan kekerasan," kata seorang perwira polisi di Gazipur.
Beberapa pengunjuk rasa kemudian menyerang sebuah kamp pasukan paramiliter, yang dikenal sebagai Ansar Bangladesh, atau Pengawal Desa di Gazipur. Mereka menjarah beberapa senapan dan amunisi, serta melukai lima orang.
Saat ini, upah minimum per bulan di Bangladesh adalah USD38. Jumlah ini hanya setengah dari yang diterima kaum buruh di Kamboja. Pemerintah Bangladesh sedang dalam pembicaraan dengan Serikat Pekerja dan pemilik pabrik soal usulan upah minimum baru.
(esn)