Rezim Suriah serahkan rincian pertama senjata kimia ke OPCW
Jum'at, 20 September 2013 - 22:49 WIB

Rezim Suriah serahkan rincian pertama senjata kimia ke OPCW
A
A
A
Sindonews.com – Rezim Suriah dilaporkan telah menyampaikan rincian pertama tentang stok senjata kimia mereka ke Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) di Den Haag, Belanda. Demikian dinyatakan oleh OPCW, Jumat (20/9/2013).
"Kami telah menerima bagian dari verifikasi dan kami mengharapkan lebih banyak," kata seorang juru bicara OPCW, seperti dikutip dari Reuters. OPCW adalah pengawas internasional yang bertugas mengawasi pemusnahan senjata kimia milik rezim Suriah.
Seorang diplomat PBB yang berbicara dengan kondisi anonim, mengkonfirmasi kalau rincian itu memang telah diserahkan oleh Pemerintah Suriah ke OPCW. "(Rincian) Ini cukup panjang dan sedang diterjemahkan," katanya.
Rezim Presiden Bashar al-Assad diyakini memiliki sekitar 1.000 ton racun kimia dan telah setuju untuk menghancurkan stok senjata kimia mereka, di bawah proposal yang diajukan Rusia dan Amerika Serikat (AS) untuk mencegah serangan AS ke Suriah.
Assad sendiri telah menyatakan, kalau proses penghancuran senjata kimia yang dimiliki pihaknya membutuhkan waktu satu tahun dan biaya yang sangat besar. Pernyataan itu, disampaikannya dalam sebuah wawancara kepada Fox TV. Meski, butuh waktu lama dan buaya besar, kata Assad, pemerintahnya bersedia melakukannya.
”Saya pikir, itu adalah operasi yang sangat rumit secara teknis dan dibutuhkan banyak, banyak uang . Diperkirakan sekitar USD1 miliar yang harus disediakan Suriah,” kata Assad, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/9/2013).
Ditanya apakah ia akan bersedia untuk menyerahkan senjata kimia kepada pemerintah AS, Assad berujar; ”Seperti yang saya katakan, perlu banyak uang . Ini membutuhkan sekitar 1 miliar dolar AS. Hal ini sangat merugikan lingkungan (Suriah). Jika Pemerintah AS siap untuk membayarnya, dan mengambil tanggung jawab membawa bahan beracun ke AS, mengapa mereka tidak melakukannya?.”
"Kami telah menerima bagian dari verifikasi dan kami mengharapkan lebih banyak," kata seorang juru bicara OPCW, seperti dikutip dari Reuters. OPCW adalah pengawas internasional yang bertugas mengawasi pemusnahan senjata kimia milik rezim Suriah.
Seorang diplomat PBB yang berbicara dengan kondisi anonim, mengkonfirmasi kalau rincian itu memang telah diserahkan oleh Pemerintah Suriah ke OPCW. "(Rincian) Ini cukup panjang dan sedang diterjemahkan," katanya.
Rezim Presiden Bashar al-Assad diyakini memiliki sekitar 1.000 ton racun kimia dan telah setuju untuk menghancurkan stok senjata kimia mereka, di bawah proposal yang diajukan Rusia dan Amerika Serikat (AS) untuk mencegah serangan AS ke Suriah.
Assad sendiri telah menyatakan, kalau proses penghancuran senjata kimia yang dimiliki pihaknya membutuhkan waktu satu tahun dan biaya yang sangat besar. Pernyataan itu, disampaikannya dalam sebuah wawancara kepada Fox TV. Meski, butuh waktu lama dan buaya besar, kata Assad, pemerintahnya bersedia melakukannya.
”Saya pikir, itu adalah operasi yang sangat rumit secara teknis dan dibutuhkan banyak, banyak uang . Diperkirakan sekitar USD1 miliar yang harus disediakan Suriah,” kata Assad, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/9/2013).
Ditanya apakah ia akan bersedia untuk menyerahkan senjata kimia kepada pemerintah AS, Assad berujar; ”Seperti yang saya katakan, perlu banyak uang . Ini membutuhkan sekitar 1 miliar dolar AS. Hal ini sangat merugikan lingkungan (Suriah). Jika Pemerintah AS siap untuk membayarnya, dan mengambil tanggung jawab membawa bahan beracun ke AS, mengapa mereka tidak melakukannya?.”
(esn)