Pembunuh berantai AS ini habisi 85 pelacur

Rabu, 18 September 2013 - 17:37 WIB
Pembunuh berantai AS ini habisi 85 pelacur
Pembunuh berantai AS ini habisi 85 pelacur
A A A
Sindonews.com – Pembunuh berantai asal Amerika Serikat (AS), Gary Ridgway, yang dipenjara seumur hidup, mengaku kepada kru stasiun televisi, bahwa korbannya mencapai 85 orang perempuan yang berprofesi sebagai pelacur.

Ridgway yang dijuluki “pembunuh berdarah dingin” itu, mengungkap jumlah wanita yang dia habisi untuk membantu keluarga korban yang kesulitan menemukan kerabat mereka.

Pembunuhan berantai itu dilakukan pada 1980 hingga 1990-an. Dia membuat pengakuan terbaru, saat wawancara dengan kru stasiun televisi KOMO-TV, Charlie Harger, seperti dikutip news.com.au, Rabu (18/9/2013).

Ridgway, yang ditangkap pada tahun 2001 melalui bukti DNA, menghindari hukuman mati dengan mengaku bersalah, karena membunuh 48 wanita. Namun, pada 2011 seorang korban ke-49 ditemukan, dan dia akhirnya membuat pengakuan terbaru, bahwa korbannya mencapai dua kali lipat dari pengakuan awalnya.

Ridgway, yang menikah tiga kali, adalah seorang pelukis truk dari Seattle. Dia mengaku menculik para pelacur, mencekik para korbannya saat berhubungan seks, dan membuang mayat korban di gurun, dekat Green River sepanjang 105 kilometer,

Harger yang mewawancarai Ridgway, mengatakan, dalam wawancara itu Ridgway secara gambling menyatakan telah membunuh 85 perempuan. ”Saya pikir dia ingin menunjukkan kepada dunia bahwa, ‘Inilah aku , Gary Ridgway, pelukis truk dari Kenworth, orang yang semua orang berpikir bodoh sejak SD, seseorang yang tidak bisa memegang lilin untuk Ted Bundy. Tapi, di sinilah aku, dan aku yang terbaik pada sesuatu yang ini’,” kata Harger menirukan ucapan Ridgway.

Meskipun membuat pernyataan yang mengejutkan, kata Harger, ucapan Ridgway layak untuk diselidiki. ”Ada begitu banyak orang di luar sana yang belum pernah ditemukan, begitu banyak wanita mati,” kata Harger.

”Mungkin jika kita mendengarkan petunjuk dan memotong melalui kebohongannya, kita akan menemukan kebenaran, para peneliti telah menunggu. Ini kesempatan yang harus kita ambil.”
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7101 seconds (0.1#10.140)