AS masih berharap gelar dialog langsung dengan Taliban
A
A
A
Sindonews.com - Perwakilan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Afghanistan dan Pakistan, James Dobbins mengatakan, Washington masih berharap dapat berbicara langsung dengan Taliban untuk mendukung perdamaian di Afghanistan. Tapi nampaknya, Taliban enggan melakukannya, Senin (17/9/2013).
"Kami masih ingin melakukan dialog. Sebuah dialog yang tidak hanya melibatkan AS dan Taliban, tetapi juga Pemerintah Afghanistan atau Dewan Perdamaian Tinggi," ungkap Dobbins.
"Kami tidak ingin menyerah. Kami akan terus berharap terjadi sebuah perkembangan yang positif pada beberapa titik. Tapi kita tak dapat memprediksi kapan," terang Dobbins.
"Taliban saat ini bukanlah sebuah pihak yang mudah, mereka tidak mau terlibat dengan AS, Afghanistan, dan dengan siapa pun," lanjutnya.
Seperti diketahui, pada Juni lalu Taliban membuka kantor di Ibu Kota Doha, Qatar. Hal itu dilakukan untuk mengadakan sebuah pembicaraan dengan AS, menjelang penarikan semua pasukan AS dari Afghanistan pada 2014 mendatang. Sayangnya, perundingan tersebut batal digelar, bahkan sebelum dimulai.
Taliban menganggap kantor tersebut sebagai kedutaan pemerintah mereka yang diasingkan dan menyulut kemarahan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, hingga menarik diri dari perundingan tersebut. Taliban sendiri menolak melakukan perundingan dua arah dengan Karzai dan malah menyebutnya sebagai boneka AS.
"Kami masih ingin melakukan dialog. Sebuah dialog yang tidak hanya melibatkan AS dan Taliban, tetapi juga Pemerintah Afghanistan atau Dewan Perdamaian Tinggi," ungkap Dobbins.
"Kami tidak ingin menyerah. Kami akan terus berharap terjadi sebuah perkembangan yang positif pada beberapa titik. Tapi kita tak dapat memprediksi kapan," terang Dobbins.
"Taliban saat ini bukanlah sebuah pihak yang mudah, mereka tidak mau terlibat dengan AS, Afghanistan, dan dengan siapa pun," lanjutnya.
Seperti diketahui, pada Juni lalu Taliban membuka kantor di Ibu Kota Doha, Qatar. Hal itu dilakukan untuk mengadakan sebuah pembicaraan dengan AS, menjelang penarikan semua pasukan AS dari Afghanistan pada 2014 mendatang. Sayangnya, perundingan tersebut batal digelar, bahkan sebelum dimulai.
Taliban menganggap kantor tersebut sebagai kedutaan pemerintah mereka yang diasingkan dan menyulut kemarahan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, hingga menarik diri dari perundingan tersebut. Taliban sendiri menolak melakukan perundingan dua arah dengan Karzai dan malah menyebutnya sebagai boneka AS.
(esn)