Obama mengaku saling kirim surat dengan Presiden Iran
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengatakan, ia dan Presiden baru Iran, Hassan Rouhani telah bertukar surat. Untuk pertama kalinya dalam wawancara yang ditayangkan ABC, Minggu (15/9/2013), Obama menegaskan sosialisasinya dengan Presiden Iran.
Meski begitu, Obama mengaku belum berbicara secara langsung dengan Rouhani. “Dia (Rouhani) mengulurkan tangan kepada saya. Kami belum berbicara secara langsung," kata Obama. Saat ditanya oleh penyiar ABC, George Stephanopoulos, apakah kontak dilakukan melalui surat, Obama menjawab,"Ya".
Dalam wawancara itu, Obama bersikap hati-hati untuk membedakan antara perilaku AS atas Suriah, soal pembekuan aksi militer, dengan pendekatan pendekatan Washington pada Iran terkait program nuklir Iran yang selama ini dikecam dunia Barat, terutama AS.
"Saya pikir, apa yang Iran mengerti adalah, bahwa masalah nuklir adalah masalah yang jauh lebih besar bagi kita, daripada masalah senjata kimia," kata Obama. "Ancaman terhadap Israel, dari program nuklir Iran, lebih dekat dengan kepentingan inti kami,” jelas Obama.
"Sebuah perlombaan senjata nuklir di wilayah tersebut, adalah sesuatu yang akan mengganggu stabilitas. Kecurigaan saya adalah, bahwa Iran menyadari mereka tidak harus menarik pelajaran, bahwa kami tidak menyerang (Suriah), untuk kemudian berpikir kita tidak akan menyerang Iran," lanjutnya.
AS sendiri telah berulang kali memperingatkan Iran, bahwa AS memiliki pilihan untuk aksi militer, jika diplomasi dan sanksi melumpuhkan tidak meyakinkan Republik Islam untuk menghentikan program nuklir yang dituding Barat digunakan untuk membangun senjata nuklir.
Meski begitu, Obama mengaku belum berbicara secara langsung dengan Rouhani. “Dia (Rouhani) mengulurkan tangan kepada saya. Kami belum berbicara secara langsung," kata Obama. Saat ditanya oleh penyiar ABC, George Stephanopoulos, apakah kontak dilakukan melalui surat, Obama menjawab,"Ya".
Dalam wawancara itu, Obama bersikap hati-hati untuk membedakan antara perilaku AS atas Suriah, soal pembekuan aksi militer, dengan pendekatan pendekatan Washington pada Iran terkait program nuklir Iran yang selama ini dikecam dunia Barat, terutama AS.
"Saya pikir, apa yang Iran mengerti adalah, bahwa masalah nuklir adalah masalah yang jauh lebih besar bagi kita, daripada masalah senjata kimia," kata Obama. "Ancaman terhadap Israel, dari program nuklir Iran, lebih dekat dengan kepentingan inti kami,” jelas Obama.
"Sebuah perlombaan senjata nuklir di wilayah tersebut, adalah sesuatu yang akan mengganggu stabilitas. Kecurigaan saya adalah, bahwa Iran menyadari mereka tidak harus menarik pelajaran, bahwa kami tidak menyerang (Suriah), untuk kemudian berpikir kita tidak akan menyerang Iran," lanjutnya.
AS sendiri telah berulang kali memperingatkan Iran, bahwa AS memiliki pilihan untuk aksi militer, jika diplomasi dan sanksi melumpuhkan tidak meyakinkan Republik Islam untuk menghentikan program nuklir yang dituding Barat digunakan untuk membangun senjata nuklir.
(esn)