Frustasi, Duta AS: Rusia terus menyandera DK PBB
A
A
A
Sindonews.com – Duta AS untuk PBB, Samantha Power, meluapkan rasa frutasinya kepada Moskow, dalam forum KTT G20 di St Petersburg, Rusia, kemarin (5/9/2013). Rasa frustasi Samantha, tidak lain, karena sikap Moskow yang terus menyandera setiap keputusan Dewan Keamanan PBB untuk menindak Suriah.
Tuduhan Samantha itu dari tindakan Rusia yang berulang kali memblokir resolusi DK PBB terhadap Suriah. ”DK PBB tidak lagi ’layak jalan’ untuk menekan Suriah agar bertanggung jawab atas kejahatan perang,” kata Samantha, seperti dikutip BBC.
Dalam forum KTT G20, banyak pemimpin negara dalam forum itu mengungkapkan kegelisahan mereka terhadap gagasan AS untuk menyerang Suriah. Termasuk beberapa sekutu AS, seperti Uni Eropa.
Pemerintah AS menuduh pasukan Presiden Bashar al-Assad membunuh 1.429 orang dalam serangan senjata kimia di pinggiran kota Damaskus pada 21 Agustus 2013. Pihak Inggris, mengatakan para ilmuwan di laboratorium penelitian Porton telah menemukan jejak gas sarin pada kain dan tanah dari sampel yang dibawa.
Tapi Presiden Suriah, Bashar al-Assad menyalahkan pemberontak atas serangan itu. Sedangkan China dan Rusia telah menolak untuk menyetujui sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Suriah .
AS dan Perancis, dua negara di KTT G20, yang berkomitmen untuk menggunakan kekuatan militer di Suriah. China dan Rusia bersikeras menentangnya, dan menyebut tindakan tanpa restu PBB akan menjadi ilegal.
Samantha, dalam konferensi pers di New York, sebelumnya, menyalahkan Rusia, karena menghalangai DK PBB untuk bertindak pada Suriah. ”Bahkan telah melunturkan norma internasional terhadap penggunaan senjata kimia. Rusia terus menyandera DK PBB, dan melalaikan tanggung jawab internasionalnya,” sebut Samantha.
Tuduhan Samantha itu dari tindakan Rusia yang berulang kali memblokir resolusi DK PBB terhadap Suriah. ”DK PBB tidak lagi ’layak jalan’ untuk menekan Suriah agar bertanggung jawab atas kejahatan perang,” kata Samantha, seperti dikutip BBC.
Dalam forum KTT G20, banyak pemimpin negara dalam forum itu mengungkapkan kegelisahan mereka terhadap gagasan AS untuk menyerang Suriah. Termasuk beberapa sekutu AS, seperti Uni Eropa.
Pemerintah AS menuduh pasukan Presiden Bashar al-Assad membunuh 1.429 orang dalam serangan senjata kimia di pinggiran kota Damaskus pada 21 Agustus 2013. Pihak Inggris, mengatakan para ilmuwan di laboratorium penelitian Porton telah menemukan jejak gas sarin pada kain dan tanah dari sampel yang dibawa.
Tapi Presiden Suriah, Bashar al-Assad menyalahkan pemberontak atas serangan itu. Sedangkan China dan Rusia telah menolak untuk menyetujui sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Suriah .
AS dan Perancis, dua negara di KTT G20, yang berkomitmen untuk menggunakan kekuatan militer di Suriah. China dan Rusia bersikeras menentangnya, dan menyebut tindakan tanpa restu PBB akan menjadi ilegal.
Samantha, dalam konferensi pers di New York, sebelumnya, menyalahkan Rusia, karena menghalangai DK PBB untuk bertindak pada Suriah. ”Bahkan telah melunturkan norma internasional terhadap penggunaan senjata kimia. Rusia terus menyandera DK PBB, dan melalaikan tanggung jawab internasionalnya,” sebut Samantha.
(esn)