Ratusan buruh makanan cepat saji di AS mogok kerja
A
A
A
Sindonews.com – Para pekerja untuk restoran cepat saji di puluhan kota di AS mogok kerja, kemarin. Mereka menuntut upah kerja sebesar USD15 (Rp169 ribu) per jamnya.
Di New York City, sekitar 300 pengunjuk rasa membanjiri McDonald dekat Empire State Building. Aksi mogok kerja terjadi di tengah seruan Presiden Barack Obama dan beberapa anggota parlemen untuk menaikkan upah minimum AS.
Para anggota Kongres mengusulkan besaran upah kerja USD9 (Rp101 ribu) per jam. Sebelumnya, upah mereka USD7,25 (Rp 81 ribu) per jam, sejak tahun 2009 .
Sekretaris Asosiasi Buruh, Thomas Perez , yang ambil bagian dalam demonstrasi menuntut kenaikan upah minimum kepada pemerintahan Obama. ”Untuk semua orang yang bekerja terlalu banyak, upah minimum mereka masih jauh (tidak cukup),” katanya, kemarin, seperti dikutip BBC.
Setidaknya ratusan buruh makanan cepat saji di 60 kota ambil bagian dari aksi mogok kerja. Di antaranya, di daerah New York, Chicago, Detroit, Boston, Atlanta, Hartford, Los Angeles, Milwaukee dan St Louis .
Di New York City , sekitar 150 pekerja dan pendukung aksi mogok kerja berdiri di luar restoran cepat saji. ”Kita tidak bisa bertahan hidup dengan USD7,25,” teriak mereka. Di Raleigh , North Carolina , sekitar 30 pekerja makanan cepat saji juga beraksi di depan restoran pizza kecil .
Dalam sebuah pernyataan, McDonald dan Burger King, di seluruh dunia, mengatakan mereka tidak membuat keputusan umum di sebagian besar restoran AS yang beroperasi sebagai waralaba independen.
Pihak perusahaan berpendapat, menaikkan upah akan mengakibatkan biaya keseluruhan yang lebih tinggi dan harga produk makanan yang lebih tinggi. Seorang juru bicara untuk Asosiasi Restoran Nasional, mengatakan kepada kantor berita Associated Press, bahwa upah rendah mencerminkan kenyataan bahwa sebagian besar pekerja makanan cepat saji cenderung lebih muda dan memiliki pengalaman kerja.
Di New York City, sekitar 300 pengunjuk rasa membanjiri McDonald dekat Empire State Building. Aksi mogok kerja terjadi di tengah seruan Presiden Barack Obama dan beberapa anggota parlemen untuk menaikkan upah minimum AS.
Para anggota Kongres mengusulkan besaran upah kerja USD9 (Rp101 ribu) per jam. Sebelumnya, upah mereka USD7,25 (Rp 81 ribu) per jam, sejak tahun 2009 .
Sekretaris Asosiasi Buruh, Thomas Perez , yang ambil bagian dalam demonstrasi menuntut kenaikan upah minimum kepada pemerintahan Obama. ”Untuk semua orang yang bekerja terlalu banyak, upah minimum mereka masih jauh (tidak cukup),” katanya, kemarin, seperti dikutip BBC.
Setidaknya ratusan buruh makanan cepat saji di 60 kota ambil bagian dari aksi mogok kerja. Di antaranya, di daerah New York, Chicago, Detroit, Boston, Atlanta, Hartford, Los Angeles, Milwaukee dan St Louis .
Di New York City , sekitar 150 pekerja dan pendukung aksi mogok kerja berdiri di luar restoran cepat saji. ”Kita tidak bisa bertahan hidup dengan USD7,25,” teriak mereka. Di Raleigh , North Carolina , sekitar 30 pekerja makanan cepat saji juga beraksi di depan restoran pizza kecil .
Dalam sebuah pernyataan, McDonald dan Burger King, di seluruh dunia, mengatakan mereka tidak membuat keputusan umum di sebagian besar restoran AS yang beroperasi sebagai waralaba independen.
Pihak perusahaan berpendapat, menaikkan upah akan mengakibatkan biaya keseluruhan yang lebih tinggi dan harga produk makanan yang lebih tinggi. Seorang juru bicara untuk Asosiasi Restoran Nasional, mengatakan kepada kantor berita Associated Press, bahwa upah rendah mencerminkan kenyataan bahwa sebagian besar pekerja makanan cepat saji cenderung lebih muda dan memiliki pengalaman kerja.
(esn)