Hamas tawarkan pembagian kekuasaan di Jalur Gaza
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Hamas mengatakan pada Minggu (25/8/2013), bahwa pihaknya akan mengundang faksi Palestina lainnya untuk melakukan diskusi guna bergabung dalam menjalankan pemerintahan di Jalur Gaza.
"Undangan resmi akan dikirim ke semua faksi dan tokoh independen untuk bertemu dalam beberapa hari mendatang," kata Juru Bicara Pemerintah Hamas, Ihab Al-Ghussein kepada Xinhua.
Seruan ini dilihat oleh banyak orang sebagai upaya untuk meringankan pukulan yang diterima Hamas, setelah militer Mesir menggulingkan Presiden Mohammed Morsi. Hamas sendiri mengambil alih kekuasaan di Gaza pada 2007.
"Seruan kami berasal dari kepentingan dalam kerjasama untuk menghadirkan layanan yang lebih baik bagi masyarakat," lanjut Al-Ghussein. Tapi, salah satu faksi terbesar lainnya di Palestina, Fatah, menyebut seruan itu akan berdampak negatif.
Fatah menyatakan, seruan Hamas itu sebagai upaya untuk menghindari membuat rekonsiliasi nasional yang bertujuan memulihkan kesatuan politik ke Gaza dan Tepi Barat. "Undangan tersebut membawa dorongan pada perpecahan internal Palestina," kata Amin Maqboul, anggota Dewan Revolusioner Fatah.
Namun, Al-Ghussein menolak pernyataan Maqboul. Menurut Al-Ghuseein, rekonsiliasi akan terjadi ketika Fatah menerima tawaran sebelumnya, yang menetapkan semua isu yang beredar harus ditangani bersama-sama sebagai satu paket.
"Undangan resmi akan dikirim ke semua faksi dan tokoh independen untuk bertemu dalam beberapa hari mendatang," kata Juru Bicara Pemerintah Hamas, Ihab Al-Ghussein kepada Xinhua.
Seruan ini dilihat oleh banyak orang sebagai upaya untuk meringankan pukulan yang diterima Hamas, setelah militer Mesir menggulingkan Presiden Mohammed Morsi. Hamas sendiri mengambil alih kekuasaan di Gaza pada 2007.
"Seruan kami berasal dari kepentingan dalam kerjasama untuk menghadirkan layanan yang lebih baik bagi masyarakat," lanjut Al-Ghussein. Tapi, salah satu faksi terbesar lainnya di Palestina, Fatah, menyebut seruan itu akan berdampak negatif.
Fatah menyatakan, seruan Hamas itu sebagai upaya untuk menghindari membuat rekonsiliasi nasional yang bertujuan memulihkan kesatuan politik ke Gaza dan Tepi Barat. "Undangan tersebut membawa dorongan pada perpecahan internal Palestina," kata Amin Maqboul, anggota Dewan Revolusioner Fatah.
Namun, Al-Ghussein menolak pernyataan Maqboul. Menurut Al-Ghuseein, rekonsiliasi akan terjadi ketika Fatah menerima tawaran sebelumnya, yang menetapkan semua isu yang beredar harus ditangani bersama-sama sebagai satu paket.
(esn)