Korsel dan AS memulai latihan militer bersama
A
A
A
Sindonews.com – Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) memulai latihan militer gabungan tahunan mereka pada Senin (19/8/2013). Latihan gabungan ini digelar di tengah meredanya ketegangan di Semenanjung Korea.
Latihan militer gabungan yang rencananya akan dilangsungkan selama 12 hari in diberi tajuk Ulchi Freedom Guardian (UFG). Latihan ini dibantu dengan simulasi komputer dan melibatkan 50 ribu tentara Korsel, serta 30 ribu pasukan AS.
Komando Pasukan Gabungan (CFC) telah memberitahu Korea Utara (Korut) soal latihan militer gabungan yang bersifat non-provokatif pada 10 Agustus silam. Sebelumnya, CFC mengatakan, bahwa latihan itu dimaksudkan untuk mempertahankan kesiapan pertahanan Korsel dan Pasukan AS.
Seperti dilaporkan Xinhua, latihan perang tahunan ini akan mencakup latihan pertahanan terhadap kemungkinan provokasi Korut dan serangan cyber yang menargetkan jaringan militer, serta pelatihan militer untuk menghapus senjata pemusnah massal (WMD).
“Sangat penting bagi kami untuk mempersiapkan kesiapan pertahanan kita sendiri, terlepas dari perubahan situasi di sekitar dan hubungan antar-Korea," jelas Presiden Korsel, Park Geun-hye, dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional Korsel.
Saat ini, situasi di Semenanjung Korea terbilang tenang. Korsel dan Korut tak lagi melontarkan provokasi. Bahkan, kedua Korea telah sepakat untuk menghidupkan kembali zona industri bersama Kaesong pada Rabu (21/8/2013). Korut juga telah menerima tawaran dialog Korsel untuk membahas reuni keluarga yang terpisah oleh Perang Korea (1950-1953).
Latihan militer gabungan yang rencananya akan dilangsungkan selama 12 hari in diberi tajuk Ulchi Freedom Guardian (UFG). Latihan ini dibantu dengan simulasi komputer dan melibatkan 50 ribu tentara Korsel, serta 30 ribu pasukan AS.
Komando Pasukan Gabungan (CFC) telah memberitahu Korea Utara (Korut) soal latihan militer gabungan yang bersifat non-provokatif pada 10 Agustus silam. Sebelumnya, CFC mengatakan, bahwa latihan itu dimaksudkan untuk mempertahankan kesiapan pertahanan Korsel dan Pasukan AS.
Seperti dilaporkan Xinhua, latihan perang tahunan ini akan mencakup latihan pertahanan terhadap kemungkinan provokasi Korut dan serangan cyber yang menargetkan jaringan militer, serta pelatihan militer untuk menghapus senjata pemusnah massal (WMD).
“Sangat penting bagi kami untuk mempersiapkan kesiapan pertahanan kita sendiri, terlepas dari perubahan situasi di sekitar dan hubungan antar-Korea," jelas Presiden Korsel, Park Geun-hye, dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional Korsel.
Saat ini, situasi di Semenanjung Korea terbilang tenang. Korsel dan Korut tak lagi melontarkan provokasi. Bahkan, kedua Korea telah sepakat untuk menghidupkan kembali zona industri bersama Kaesong pada Rabu (21/8/2013). Korut juga telah menerima tawaran dialog Korsel untuk membahas reuni keluarga yang terpisah oleh Perang Korea (1950-1953).
(esn)