Menlu Mesir: Kami berada di jalan yang benar
A
A
A
Sindonews.com – Meski ratusan orang tewas di sejumlah wilayah Mesir pada pekan lalu, namun Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil Fahmy, menyatakan negaranya berada “di jalan yang benar”. Pernyataan ini dilontarkan Fahmy, Senin (19/8/2013), dalam kunjungan ke Sudan.
"Ya, memang ada krisis, tapi kami berada di jalan yang benar dan saya percaya tentang masa depan," kata Fahmy, setelah melakukan pembicaraan dengan timpalannya dari Sudan, Ali Karti, seperti dikutip dari AFP.
Dalam kunjungan pertamanya ke luar negeri setelah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Fahmy menegaskan, bahwa Mesir akan melangkah dengan road map yang dirancang militer untuk menggelar pemilu pada 2014 mendatang.
"Prioritas utama kami adalah keamanan nasional Mesir," kata Fahmy. "Di masa depan, sistem politik Mesir akan menjadi demokratis, dan terbuka untuk semua, sesuai dengan aturan konstitusi yang akan segera ditulis," jelasnya.
Fahmy memperingatkan, bahwa siapa pun yang melakukan kekerasan akan dimintai pertanggungjawaban "di bawah hukum" dan akan dibiarkan keluar dari masa depan Mesir. Menurut Fahmy, aksi kekerasan yang terjadi dimaksudkan untuk menyebarkan rasa takut.
“Ada rencana untuk menyebarkan ketakutan di kalangan warga Mesir dan mengguncang Mesir. Kami tidak akan membiarkan siapa pun untuk membuat Mesir takut," jelas Fahmy.
"Ya, memang ada krisis, tapi kami berada di jalan yang benar dan saya percaya tentang masa depan," kata Fahmy, setelah melakukan pembicaraan dengan timpalannya dari Sudan, Ali Karti, seperti dikutip dari AFP.
Dalam kunjungan pertamanya ke luar negeri setelah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Fahmy menegaskan, bahwa Mesir akan melangkah dengan road map yang dirancang militer untuk menggelar pemilu pada 2014 mendatang.
"Prioritas utama kami adalah keamanan nasional Mesir," kata Fahmy. "Di masa depan, sistem politik Mesir akan menjadi demokratis, dan terbuka untuk semua, sesuai dengan aturan konstitusi yang akan segera ditulis," jelasnya.
Fahmy memperingatkan, bahwa siapa pun yang melakukan kekerasan akan dimintai pertanggungjawaban "di bawah hukum" dan akan dibiarkan keluar dari masa depan Mesir. Menurut Fahmy, aksi kekerasan yang terjadi dimaksudkan untuk menyebarkan rasa takut.
“Ada rencana untuk menyebarkan ketakutan di kalangan warga Mesir dan mengguncang Mesir. Kami tidak akan membiarkan siapa pun untuk membuat Mesir takut," jelas Fahmy.
(esn)