Kelompok kedua pencari suaka diberangkatkan ke PNG
A
A
A
Sindonews.com – Departemen Imigrasi dan Kewarganegaraan RI menegaskan keberhasilan pengiriman kelompok kedua pencari suaka ke Papua Nugini yang berjumlah 39 orang, sesuai dengan pengaturan pemukiman kawasan yang baru.
Hari ini, kelompok tersebut mendarat di Propinsi Manus, mereka ditampung sambil menunggu klaim suaka mereka diproses oleh Pemerintah PNG. Puluhan pengungsi itu adalah, 39 pria asal Iran, mereka mengunakan penerbangan carter dikawal oleh Polisi Federal Australia, staf Departemen Imigrasi dan Kewarganegaraan, para penterjemah dan staf medis, berangkat dari Pulau Christmas kemarin sore.
“Pengiriman ke Pulau Manus yang terbaru ini memberi pesan bahwa usaha naik perahu ke Australia bukanlah caranya untuk memperoleh izin tetap tinggal di Australia,” ujar juru bicara Departeman Imigrasi RI dalam rilisnya.
Di bawah pengaturan, sesuai dengan kesepakatan baru yang ditandatangani dengan PNG, pendatang gelap akan dikirim ke PNG untuk menjalani penilaian dan bila dinyatakan sebagai pengungsi akan dimukimkan di sana. “Orang yang dianggap bukan sebagai pengungsi tulen akan dikembalikan ke negara asal mereka atau ke negara di mana mereka mempunyai hak tinggal, atau ditahan di fasilitas transit,” tutur juru bicara Departeman Imigrasi RI.
“Pengiriman ini pastilah menunjukkan tekad bulatnya Australia, sejak Juli 19, biar bagaimanapun tempat tibanya di Australia pencari suaka naik perahu akan dikirim ke Papua Nugini,” ujar juru bicara tersebut.
Tidak ada batas jumlah orang yang dapat dikirim ke PNG dan pengiriman ini akan terus dilakukan secara berkala. Wanita, anak-anak, termasuk anak-anak yang tanpa disertai keluarganya, akan dikirim setelah pengaturan yang khusus telah terpenuhi.
Australia akan bekerja sama dengan PNG untuk memperluas Pusat Pemrosesan Daerah Pulau Manus, serta mempertimbangkan pembangunan pusat-pusat pemrosesan daerah lain di Papua Nugini. “Bila orang membeli tiket dari penyelundup manusia dengan menghabiskan beribu ribu dollar, mereka sebenarnya tidak membeli tiket ke Australia, akan tetapi malahan negara lain,” juru bicara itu menambahkan.
Hari ini, kelompok tersebut mendarat di Propinsi Manus, mereka ditampung sambil menunggu klaim suaka mereka diproses oleh Pemerintah PNG. Puluhan pengungsi itu adalah, 39 pria asal Iran, mereka mengunakan penerbangan carter dikawal oleh Polisi Federal Australia, staf Departemen Imigrasi dan Kewarganegaraan, para penterjemah dan staf medis, berangkat dari Pulau Christmas kemarin sore.
“Pengiriman ke Pulau Manus yang terbaru ini memberi pesan bahwa usaha naik perahu ke Australia bukanlah caranya untuk memperoleh izin tetap tinggal di Australia,” ujar juru bicara Departeman Imigrasi RI dalam rilisnya.
Di bawah pengaturan, sesuai dengan kesepakatan baru yang ditandatangani dengan PNG, pendatang gelap akan dikirim ke PNG untuk menjalani penilaian dan bila dinyatakan sebagai pengungsi akan dimukimkan di sana. “Orang yang dianggap bukan sebagai pengungsi tulen akan dikembalikan ke negara asal mereka atau ke negara di mana mereka mempunyai hak tinggal, atau ditahan di fasilitas transit,” tutur juru bicara Departeman Imigrasi RI.
“Pengiriman ini pastilah menunjukkan tekad bulatnya Australia, sejak Juli 19, biar bagaimanapun tempat tibanya di Australia pencari suaka naik perahu akan dikirim ke Papua Nugini,” ujar juru bicara tersebut.
Tidak ada batas jumlah orang yang dapat dikirim ke PNG dan pengiriman ini akan terus dilakukan secara berkala. Wanita, anak-anak, termasuk anak-anak yang tanpa disertai keluarganya, akan dikirim setelah pengaturan yang khusus telah terpenuhi.
Australia akan bekerja sama dengan PNG untuk memperluas Pusat Pemrosesan Daerah Pulau Manus, serta mempertimbangkan pembangunan pusat-pusat pemrosesan daerah lain di Papua Nugini. “Bila orang membeli tiket dari penyelundup manusia dengan menghabiskan beribu ribu dollar, mereka sebenarnya tidak membeli tiket ke Australia, akan tetapi malahan negara lain,” juru bicara itu menambahkan.
(esn)