Keluarga AS diserbu setelah googling bom panci

Jum'at, 02 Agustus 2013 - 18:47 WIB
Keluarga AS diserbu...
Keluarga AS diserbu setelah googling bom panci
A A A
Sindonews.com - Seorang blogger dan wartawan AS, Michele Catalano, menceritakan, baru-baru ini rumahnya diserbu satgas keamanan, gara-gara keluarganya googling tentang tas ransel, kompor dan bom panci. Dia pun heran, karena hanya gara-gara searching di situs Google, keluarganya jadi sasaran, seperti halnya pelaku terorisme.

Seperti dikutip news.com.au, Jumat (2/8/2013), kejadian itu bermula dari suaminya yang menggunakan komputer searching tentang tas ransel. Karena dia sedang butuh tas ransel. Tapi, tidak terjadi apa-apa saat dia melakukan pencarian tentang tas ransel di Google.

Michele Catalano pun juga searching tentang panci bertekanan, dan tidak terjadi apa-apa. Kemudian, anak mereka setelah membaca tentang pemboman Boston, lalu mengklik link tentang bom itu. Tidak ada tujuan tertentu, anak itu hanya memuaskan rasa penasarannya saja dengan mencari di situs Google.

”Kebiasaan membaca anak saya dikombinasikan dengan pencarian saya pada panci bertekanan, ditambah suami saya yang mencari informasi tentang tas ransel, rupanya memicu semacam alarm terorisme, petugas satgas datang,” ujar Michele Catalano.

”Itulah bagaimana saya membayangkannya. Banyak tanda dan peluit, serta para pekerja satuan tugas berkerumun di depan layar komputer kami, melihat riwayat pencarian di Google (yang kami lakukan),” lanjut dia.

Tak hanya satgas, rumah mereka dikepung para petugas yang terdiri dari tiga rombongan mobil SUV hitam. Rombongan petugas itu mengetuk pintu. Suami Michele Catalano, membiarkan mereka masuk. Setelah tidak terlalu lama, mereka meninggalkan rumah pasangan itu, setelah memastikan tidak ada ancaman teror. Kejadian yang mereka alami, ditulis Michele Catalano dalam sebuah blog pribadinya.

Sementara itu, situs AS The Atlantic mengangkat cerita Michele Catalano, untuk memastikan siapa petugas dari satgas khusus anti-terorisme (JTTF) yang mengepung rumah keluarga itu. FBI dan kepolisian melalui situs itu menegaskan, petugas yang mengepung itu bukan dari mereka. ”Petugas, agen, atau perwakilan lain dari JTTF tidak mengunjungi lokasi itu,” kata juru bicara FBI, dalam sebuah pernyataan.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1192 seconds (0.1#10.140)