Anggota DPR Taiwan berkelahi jelang referendum pabrik nuklir
A
A
A
Sindonews.com - Perkelahian antar-anggota parlemen di Taiwan, terjadi menjelang pemungutan suara untuk referendum masalah pabrik nuklir, pada Jumat (2/8/2013). Seperti dikutip BBC, beberapa anggota parlemen, saling pukul dan sebagian melempar botol minuman, serta cangkir.
Semula, sidang parlemen mengatur untuk memberikan opsi apakah boleh atau tidak pembangunan pabrik nuklir yang terletak di dekat perbatasan Taipei. Pabrik nuklir di Taiwan itu menuai kontroversi, karena muncul kekhawatiran mengancam keselamatan warga, seperti kasus serupa yang terjadi pada reaktor nuklir Fukushima, Jepang.
Pabrik nuklir Taiwan yang bernama Nuke 4, akan menjadi pabrik keempat yang berdiri di pulau itu. Pembangunannya sudah lebih dari 10 tahun dan nyaris rampung.
Namun, kubu oposisi, yakni Partai Progresif Demokratik Taiwan menolak pembangunan pabrik itu. Alasannya karena mencemaskan keselamatan warga. Pada Maret 2013 lalu, Lebih dari 200 ribu orang mengambil bagian dalam protes anti-nuklir.
Pemerintah mengatakan, fasilitas nuklir senilai USD 9 miliar itu, diperlukan untuk mencegah krisis pasokan listrik. Sedangkan kondisi Taiwan sendiri rawana gempa. Pada Maret 2013 lalu, misalnya, gempa berkekuatan 6,1 SR mengguncang Taiwan, dan menewaskan 20 orang.
Insiden perkelahian antar-anggota parlemen Taiwan tak hanya sekali ini saja terjadi. Pada bulan Juni lalu, anggota parlemen bentrok terkait pembahasan pajak keuntungan modal.
Semula, sidang parlemen mengatur untuk memberikan opsi apakah boleh atau tidak pembangunan pabrik nuklir yang terletak di dekat perbatasan Taipei. Pabrik nuklir di Taiwan itu menuai kontroversi, karena muncul kekhawatiran mengancam keselamatan warga, seperti kasus serupa yang terjadi pada reaktor nuklir Fukushima, Jepang.
Pabrik nuklir Taiwan yang bernama Nuke 4, akan menjadi pabrik keempat yang berdiri di pulau itu. Pembangunannya sudah lebih dari 10 tahun dan nyaris rampung.
Namun, kubu oposisi, yakni Partai Progresif Demokratik Taiwan menolak pembangunan pabrik itu. Alasannya karena mencemaskan keselamatan warga. Pada Maret 2013 lalu, Lebih dari 200 ribu orang mengambil bagian dalam protes anti-nuklir.
Pemerintah mengatakan, fasilitas nuklir senilai USD 9 miliar itu, diperlukan untuk mencegah krisis pasokan listrik. Sedangkan kondisi Taiwan sendiri rawana gempa. Pada Maret 2013 lalu, misalnya, gempa berkekuatan 6,1 SR mengguncang Taiwan, dan menewaskan 20 orang.
Insiden perkelahian antar-anggota parlemen Taiwan tak hanya sekali ini saja terjadi. Pada bulan Juni lalu, anggota parlemen bentrok terkait pembahasan pajak keuntungan modal.
(esn)