Ini kenangan manis warga AS, sebelum Detroit bangkrut
A
A
A
Sindonews.com - Detroit telah menjadi kota terbesar AS pertama yang dalam sejarah megajukan kebangkrutan, dengan utang USD18 miliar. Bagi warga AS, Detroit dikenang sebagai simbol kekuatan industri AS.
Mereka pun pasrah dengan kondisi kota itu. Seperti dikutip BBC, pelayanan publik kota itu nyaris runtuh, setelah sekitar 70 ribu perusahaan properti gulung tikar.
Kendati demikian, banyak warga menyimpang kenangan manis kemajuan kota itu sebelum menyatakan bangkrut pada Jumat (19/7/2013) kemarin.
Laura East, warga Taylor, Michigan, misalnya. Perempuan yang lahir dan dibesarkan di Detroit, seolah tak percaya kota kelahirannya dilanda kebangkrutan. ”Ketika saya masih kecil, itu adalah tempat yang bagus untuk membesarkan keluarga, lingkungan tenang, sekolah layak, kesempatan kerja berlimpah, dan sebagainya,” ujarnya.
Tapi semua itu tinggal kenangan. ”Sekarang, begitu banyak kerawanan, saya takut untuk pergi ke sana. Suami saya bekerja di Detroit, dan saya takut dengan keselamatannya,” kata East.
Sebagai warga kelahiran Detroit, Laura East merasa terpanggil untuk membantu mengatasi krisis di kotanya itu. Tapi, ia merasa tak sanggup. ”Saya juga prihatin, bahwa banyak hal yang membuat Detroit menjadi kenangan besar saya, terutama Belle Isle (taman pulau yang dimiliki kota) dan Institut Seni Detroit yang akan dijual kepada investor swasta untuk melikuidasi utang,” ujarnya.
Gordon Alexander, 26, warga Detroit mengaku cemas. Ia bahkan berencana untuk bermigrasi meninggalkan kota yang bangkrut itu. ”Saya adalah mantan staf fotografer untuk Walikota Dennis Archer, jadi saya melihat bagaimana kota ini menjadi lemah. Seperti banyak orang lain, saya telah memikirkan untuk bermigrasi,” kata Alexander.
Mereka pun pasrah dengan kondisi kota itu. Seperti dikutip BBC, pelayanan publik kota itu nyaris runtuh, setelah sekitar 70 ribu perusahaan properti gulung tikar.
Kendati demikian, banyak warga menyimpang kenangan manis kemajuan kota itu sebelum menyatakan bangkrut pada Jumat (19/7/2013) kemarin.
Laura East, warga Taylor, Michigan, misalnya. Perempuan yang lahir dan dibesarkan di Detroit, seolah tak percaya kota kelahirannya dilanda kebangkrutan. ”Ketika saya masih kecil, itu adalah tempat yang bagus untuk membesarkan keluarga, lingkungan tenang, sekolah layak, kesempatan kerja berlimpah, dan sebagainya,” ujarnya.
Tapi semua itu tinggal kenangan. ”Sekarang, begitu banyak kerawanan, saya takut untuk pergi ke sana. Suami saya bekerja di Detroit, dan saya takut dengan keselamatannya,” kata East.
Sebagai warga kelahiran Detroit, Laura East merasa terpanggil untuk membantu mengatasi krisis di kotanya itu. Tapi, ia merasa tak sanggup. ”Saya juga prihatin, bahwa banyak hal yang membuat Detroit menjadi kenangan besar saya, terutama Belle Isle (taman pulau yang dimiliki kota) dan Institut Seni Detroit yang akan dijual kepada investor swasta untuk melikuidasi utang,” ujarnya.
Gordon Alexander, 26, warga Detroit mengaku cemas. Ia bahkan berencana untuk bermigrasi meninggalkan kota yang bangkrut itu. ”Saya adalah mantan staf fotografer untuk Walikota Dennis Archer, jadi saya melihat bagaimana kota ini menjadi lemah. Seperti banyak orang lain, saya telah memikirkan untuk bermigrasi,” kata Alexander.
(esn)