Australia akan kirim 50 polisi ke Papua Nugini
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Australia pada Senin (15/7/2013) mengatakan, pihaknya akan mengirim 50 polisi ke Papua Nugini untuk membantu mengatasi pelanggaran hukum kronis dan masalah ketertiban di Papua Nugini.
Langkah ini diambil, satu hari setelah kelompok bersenjata menyerang orang tanpa pandang bulu di Rumah Sakit umum Port Moresby. Insiden ini terjadi hanya beberapa jam sebelum Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd tiba di Port Moresby untuk melakukan pembicaraan dengan timpalannya, Peter O'Neill.
Menurut Rudd, pengiriman polisi Australia akan dilakukan pada akhir tahun ini. "Menyadari pentingnya hukum dan ketertiban untuk kemakmuran ekonomi PNG, kami telah sepakat, bahwa pada akhir tahun ini Australia akan mengerahkan 50 polisi dalam peran kepolisian terlihat di Port Moresby dan Lae," kata Rudd, seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Hukum dan kerjasama kami tidak akan berhenti di situ, tapi itu adalah awal yang baik," lanjutnya. Kejahatan dan pelanggaran hukum di Papua Nugini merupakan masalah serius. Teraktual, empat warga China dibunuh dengan menggunakan senjata tajam.
Papua Nugini baru saja mensahkan undang-undang yang menghidupkan kembali hukuman mati. Pasalnya, negara ini terus bergulat dengan gelombang kejahatan dan kekerasan, terutama terhadap perempuan. Pelanggaran ini telah banyak menuai kecaman dunia internasional.
Langkah ini diambil, satu hari setelah kelompok bersenjata menyerang orang tanpa pandang bulu di Rumah Sakit umum Port Moresby. Insiden ini terjadi hanya beberapa jam sebelum Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd tiba di Port Moresby untuk melakukan pembicaraan dengan timpalannya, Peter O'Neill.
Menurut Rudd, pengiriman polisi Australia akan dilakukan pada akhir tahun ini. "Menyadari pentingnya hukum dan ketertiban untuk kemakmuran ekonomi PNG, kami telah sepakat, bahwa pada akhir tahun ini Australia akan mengerahkan 50 polisi dalam peran kepolisian terlihat di Port Moresby dan Lae," kata Rudd, seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Hukum dan kerjasama kami tidak akan berhenti di situ, tapi itu adalah awal yang baik," lanjutnya. Kejahatan dan pelanggaran hukum di Papua Nugini merupakan masalah serius. Teraktual, empat warga China dibunuh dengan menggunakan senjata tajam.
Papua Nugini baru saja mensahkan undang-undang yang menghidupkan kembali hukuman mati. Pasalnya, negara ini terus bergulat dengan gelombang kejahatan dan kekerasan, terutama terhadap perempuan. Pelanggaran ini telah banyak menuai kecaman dunia internasional.
(esn)