AS ternyata memata-matai Uni Eropa
A
A
A
Sindonews.com - Uni Eropa gerah dengan tindakan Washington yang memata-matai mereka, seperti laporan majalah Jerman, Der Spiegel. Perwakilan Tinggi Uni Eropa, Catherine Ashton pada Minggu (30/6/2013), mengaku sudah menghubungi Pemerintah AS untuk menjelaskan tindakannya itu.
Dalam laporannya, seperti dikutip Reuters, Senin (1/7/2013), majalah itu menulis bahwa, agen mata-mata AS telah “mengetuk” Uni Eropa.
”Segera setelah kami melihat laporan tersebut, Eksternal Eropa melakukan kontak dengan pihak berwenang AS di Washington DC dan Brussels untuk meminta penjelasan, kami mendesak agar AS jujur dengan fakta-fakta seputar dugaan tersebut (mata-mata),” kata Ashton dalam sebuah pernyataan.
”Pihak berwenang AS telah memberitahu kami, bahwa mereka sedang memeriksa keakuratan informasi yang dirilis kemarin dan akan datang kembali kepada kami secepat mungkin,” ujarnya.
Perancis juga meminta penjelasan serupa. ”Tindakan ini, jika dikonfirmasi benar, maka tidak dapat diterima,” kata Menteri Luar Negeri, Laurent Fabius.
Pemerintah AS segera merespons desakan Uni Eropa itu melalui saluran diplomatiknya. ”Kami juga akan membahas masalah ini secara bilateral dengan negara-negara anggota Uni Eropa,” tulis pernyataan Juru Bicara Direktur Intelijen Nasional AS.
”Meskipun kami tidak akan berkomentar secara terbuka secara spesifik soal dugaan aksi intelijen, namun kami memiliki kebijakan yang jelas, bahwa AS sedang mengumpulkan (informasi) dari kegiatan intelijen asing dari semua bangsa,” lanjut pernyataan tersebut.
Surat kabar The Guardian, mengatakan dalam sebuah artikel Minggu (30/6/2013) malam, bahwa AS menjadikan sekutunya, Uni Eropa sebagai target mata-mata.
Mengutip dokumen NSA September 2010, surat kabar Inggris itu menulis; ”Seiring dengan musuh ideologis tradisional dan negara-negara Timur Tengah yang sensitif, daftar target (mata-mata), termasuk di antaranya misi Uni Eropa dan Perancis, Kedutaan Italia dan Yunani, serta sejumlah sekutu AS lain, seperti Jepang, Meksiko, Korea Selatan, India dan Turki."
Der Spiegel melaporkan pada Sabtu, bahwa Badan Keamanan Nasional (NSA) telah menyadap kantor Uni Eropa dan memperoleh akses ke internal jaringan komputer Uni Eropa, seperti bocoran dari whistleblower NSA, Edward Snowden.
Dalam laporannya, seperti dikutip Reuters, Senin (1/7/2013), majalah itu menulis bahwa, agen mata-mata AS telah “mengetuk” Uni Eropa.
”Segera setelah kami melihat laporan tersebut, Eksternal Eropa melakukan kontak dengan pihak berwenang AS di Washington DC dan Brussels untuk meminta penjelasan, kami mendesak agar AS jujur dengan fakta-fakta seputar dugaan tersebut (mata-mata),” kata Ashton dalam sebuah pernyataan.
”Pihak berwenang AS telah memberitahu kami, bahwa mereka sedang memeriksa keakuratan informasi yang dirilis kemarin dan akan datang kembali kepada kami secepat mungkin,” ujarnya.
Perancis juga meminta penjelasan serupa. ”Tindakan ini, jika dikonfirmasi benar, maka tidak dapat diterima,” kata Menteri Luar Negeri, Laurent Fabius.
Pemerintah AS segera merespons desakan Uni Eropa itu melalui saluran diplomatiknya. ”Kami juga akan membahas masalah ini secara bilateral dengan negara-negara anggota Uni Eropa,” tulis pernyataan Juru Bicara Direktur Intelijen Nasional AS.
”Meskipun kami tidak akan berkomentar secara terbuka secara spesifik soal dugaan aksi intelijen, namun kami memiliki kebijakan yang jelas, bahwa AS sedang mengumpulkan (informasi) dari kegiatan intelijen asing dari semua bangsa,” lanjut pernyataan tersebut.
Surat kabar The Guardian, mengatakan dalam sebuah artikel Minggu (30/6/2013) malam, bahwa AS menjadikan sekutunya, Uni Eropa sebagai target mata-mata.
Mengutip dokumen NSA September 2010, surat kabar Inggris itu menulis; ”Seiring dengan musuh ideologis tradisional dan negara-negara Timur Tengah yang sensitif, daftar target (mata-mata), termasuk di antaranya misi Uni Eropa dan Perancis, Kedutaan Italia dan Yunani, serta sejumlah sekutu AS lain, seperti Jepang, Meksiko, Korea Selatan, India dan Turki."
Der Spiegel melaporkan pada Sabtu, bahwa Badan Keamanan Nasional (NSA) telah menyadap kantor Uni Eropa dan memperoleh akses ke internal jaringan komputer Uni Eropa, seperti bocoran dari whistleblower NSA, Edward Snowden.
(esn)