Oposisi Suriah tetap tolak hadiri konferensi perdamaian
A
A
A
Sindonews.com – Koalisi utama oposisi utama Suriah kembali menegaskan penolakannya untuk berpartisipasi dalam pembicaraan perdamaian internasional yang digagas Rusia dan Amerika Serikat (AS). Menurut Koalisi oposisi Suriah, perkembangan terakhir dalam perang sipil telah "menutup pintu" untuk inisiatif politik apapun.
"Apa yang terjadi di Suriah saat ini benar-benar menutup pintu pada setiap diskusi tentang konferensi internasional dan inisiatif politik," kata George Sabra, Pemimpin sementara dari Koalisi Nasional oposisi Suriah, dalam konferensi pers di Istanbul, Sabtu (8/6/2013).
Dia merujuk pada sebuah inisiatif yang dipimpin oleh Washington dan Moskow untuk membawa rezim Suriah dan kelompok oposisi untuk pembicaraan damai di Jenewa. "Perang dinyatakan oleh rezim dan sekutunya di kawasan itu dan telah mencapai tingkat yang tidak bisa kita abaikan," kata Sabra, seperti dikutip dari AFP.
Pada 30 Mei silam, Sabra sudah menegaskan, bahwa oposisi Suriah tidak akan menghadiri konferensi perdamaian, selagi Iran dan Hizbollah masih berada di tanah Suriah dan mendukung pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad.
Hingga kini, perang saudara di Suriah sudah berlangsung lebih dari dua tahun. Puluhan ribu orang telah tewas akibat perang ini. Selain itu, ratusan ribu warga Suriah terpaksa melarikan diri ke negara-negara tetangga untuk mencari perlindungan.
"Apa yang terjadi di Suriah saat ini benar-benar menutup pintu pada setiap diskusi tentang konferensi internasional dan inisiatif politik," kata George Sabra, Pemimpin sementara dari Koalisi Nasional oposisi Suriah, dalam konferensi pers di Istanbul, Sabtu (8/6/2013).
Dia merujuk pada sebuah inisiatif yang dipimpin oleh Washington dan Moskow untuk membawa rezim Suriah dan kelompok oposisi untuk pembicaraan damai di Jenewa. "Perang dinyatakan oleh rezim dan sekutunya di kawasan itu dan telah mencapai tingkat yang tidak bisa kita abaikan," kata Sabra, seperti dikutip dari AFP.
Pada 30 Mei silam, Sabra sudah menegaskan, bahwa oposisi Suriah tidak akan menghadiri konferensi perdamaian, selagi Iran dan Hizbollah masih berada di tanah Suriah dan mendukung pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad.
Hingga kini, perang saudara di Suriah sudah berlangsung lebih dari dua tahun. Puluhan ribu orang telah tewas akibat perang ini. Selain itu, ratusan ribu warga Suriah terpaksa melarikan diri ke negara-negara tetangga untuk mencari perlindungan.
(esn)