Bloger Mesir mogok makan di dalam penjara
A
A
A
Sindonews.com – Seorang bloger Mesir, Ahmed Douma, melakukan aksi mogok makan di dalam penjara untuk memprotes penahanannya dan untuk meningkatkan kesadaran tentang perlakuan keras Pemerintah Mesir terhadap para aktivis.
Douma dijatuhi hukuman enam bulan penjara pada pekan ini, karena menyebut Presiden Mesir, Mohamed Morsi sebagai kriminal dan pembunuh. Ucapan itu dilontarkan Douma dalam sebuah wawancara dengan media.
Akibat ucapan itu, Douma dijebloskan ke dalam penjara sejak April lalu. Setelah hukuman dijatuhkan, Douma mengajukan jaminan untuk bisa bebas sambil menunggu banding. Tapi, ia terpaksa tetap mendekam di balik jeruji besi dan dikenakan tuduhan lain, yakni menghasut kekerasan.
Selain Douma, Jaksa Penuntut Umum Mesir juga telah menyeret 11 orang lainnya ke pengadilan dalam kasus terbaru terkait tuntutan bagi para aktivis politik.
"Contohnya sedang dilakukan pada Douma," kata pengacara Douma, Ali Soliman pada Reuters. Menurut Soliman, kliennya itu mulai menolak makanan pada Rabu.
"Douma merupakan tokoh revolusioner yang penting," kata Malek Adly, dari Jaringan Arab untuk Informasi Hak Asasi Manusia yang berbasis di Kairo. "Dengan penargetan dia, Jaksa Agung telah melaksanakan perintah pemerintah yang berusaha untuk membungkam oposisi."
Pemerintah Mesir sendiri menyangkal, bahwa meningkatnya jumlah kasus terhadap kritik itu bermotif politik. Presiden Morsi mengatakan, ia menghormati kebebasan berekspresi.
Douma dijatuhi hukuman enam bulan penjara pada pekan ini, karena menyebut Presiden Mesir, Mohamed Morsi sebagai kriminal dan pembunuh. Ucapan itu dilontarkan Douma dalam sebuah wawancara dengan media.
Akibat ucapan itu, Douma dijebloskan ke dalam penjara sejak April lalu. Setelah hukuman dijatuhkan, Douma mengajukan jaminan untuk bisa bebas sambil menunggu banding. Tapi, ia terpaksa tetap mendekam di balik jeruji besi dan dikenakan tuduhan lain, yakni menghasut kekerasan.
Selain Douma, Jaksa Penuntut Umum Mesir juga telah menyeret 11 orang lainnya ke pengadilan dalam kasus terbaru terkait tuntutan bagi para aktivis politik.
"Contohnya sedang dilakukan pada Douma," kata pengacara Douma, Ali Soliman pada Reuters. Menurut Soliman, kliennya itu mulai menolak makanan pada Rabu.
"Douma merupakan tokoh revolusioner yang penting," kata Malek Adly, dari Jaringan Arab untuk Informasi Hak Asasi Manusia yang berbasis di Kairo. "Dengan penargetan dia, Jaksa Agung telah melaksanakan perintah pemerintah yang berusaha untuk membungkam oposisi."
Pemerintah Mesir sendiri menyangkal, bahwa meningkatnya jumlah kasus terhadap kritik itu bermotif politik. Presiden Morsi mengatakan, ia menghormati kebebasan berekspresi.
(esn)