Korut tuduh Korsel cuci otak 9 pengungsi yang dipulangkan
A
A
A
Sindonews.com – Korea Utara (Korut) menuduh Korea Selatan (Korsel) telah membujuk, menculik, dan mencuci otak Sembilan pengungsi asal Korut yang baru-baru ini dipulangkan ke Pyongyang, setelah ditangkap di Laos tiga pekan lalu.
"Ini adalah kejahatan kelas-A dan belum pernah terjadi sebelumnya. Secara keji, mereka memikat anak-anak muda kita, membatasi, dan mencuci otak mereka. Ini bertentangan dengan keinginan mereka dan mencoba untuk menyeret mereka ke Selatan," kata Juru Bicara Komite Sentra Palang Merah Korut, Rabu (5/6/2013), seperti di laporkan KCNA.
Korut juga menyatakan, sembilan pengsungsi yang berusia antara 14 hinga 18 tahun itu telah menjadi korban sindikat perdagangan manusia dengan kedok kegiatan keagamaan. Hal yang dibantah oleh Korsel.
"Anak-anak muda yang untungnya bisa dibawa kembali ke tanah air mereka tercinta, kondisinya mulai stabil dan akan berkembang di bawah asuhan bangsa untuk memenuhi harapan dan masa depan mereka," lanjut juru bicara itu.
Setelah ditangkap di Laos, sembilan pencari suaka asal Korut itu dipulangkan ke Pyongyang melalui China. Kementerian Luar Negeri Laos mengatakan, dua warga Korsel mendampingi para pengungsi itu saat ditahan. Karena adanya dugaan perdagangan manusia, sembilan pengungsi Korut itu kemudian diserahkan ke Kedutaan Kosel di Ibu Kota Laos, Vientiane.
Kasus ini telah menimbulkan keprihatinan dunia internasional, terutama para penggiat Hak Asasi Manusia. Mereka khawatir, para pengungsi itu akan mendapat hukuman berat dari Pemerintah Korut karena telah mencoba untuk membelot.
"Ini adalah kejahatan kelas-A dan belum pernah terjadi sebelumnya. Secara keji, mereka memikat anak-anak muda kita, membatasi, dan mencuci otak mereka. Ini bertentangan dengan keinginan mereka dan mencoba untuk menyeret mereka ke Selatan," kata Juru Bicara Komite Sentra Palang Merah Korut, Rabu (5/6/2013), seperti di laporkan KCNA.
Korut juga menyatakan, sembilan pengsungsi yang berusia antara 14 hinga 18 tahun itu telah menjadi korban sindikat perdagangan manusia dengan kedok kegiatan keagamaan. Hal yang dibantah oleh Korsel.
"Anak-anak muda yang untungnya bisa dibawa kembali ke tanah air mereka tercinta, kondisinya mulai stabil dan akan berkembang di bawah asuhan bangsa untuk memenuhi harapan dan masa depan mereka," lanjut juru bicara itu.
Setelah ditangkap di Laos, sembilan pencari suaka asal Korut itu dipulangkan ke Pyongyang melalui China. Kementerian Luar Negeri Laos mengatakan, dua warga Korsel mendampingi para pengungsi itu saat ditahan. Karena adanya dugaan perdagangan manusia, sembilan pengungsi Korut itu kemudian diserahkan ke Kedutaan Kosel di Ibu Kota Laos, Vientiane.
Kasus ini telah menimbulkan keprihatinan dunia internasional, terutama para penggiat Hak Asasi Manusia. Mereka khawatir, para pengungsi itu akan mendapat hukuman berat dari Pemerintah Korut karena telah mencoba untuk membelot.
(esn)