Tentara AS akui bersalah telah membunuh 16 warga Afghanistan
Rabu, 05 Juni 2013 - 11:22 WIB

Tentara AS akui bersalah telah membunuh 16 warga Afghanistan
A
A
A
Sindonews.com- Seorang tentara AS yang dituduh membunuh 16 warga desa Afghanistan, mengaku bersalah. Tapi, tentara itu berharap bisa lolos dari hukuman mati.
Tentara itu akan muncul Rabu (5/6/2013), sebelum pengadilan militer digelar September mendatang. Tentara bernama Sersan Robert Bales menghadapi berbagai tuduhan, termasuk 16 pembunuhan, enam percobaan pembunuhan dan tujuh penyerangan atas pembantaian di Afghanistan selatan pada Maret tahun lalu.
Bales, 39, akan muncul di Pangkalan militer Lewis-McChord di negara bagian Washington untuk memasukkan permohonan sidang atas kasus pembunuhan. Tindakan Bales itu, telah memicu ketegangan AS-Afghanistan.
Jaksa yang menuntut Bales, menyatakan, ia akan menghadapi hukuman mati. Sebanyak 17 dari 22 korban adalah perempuan dan anak-anak. Semuanya ditembak di bagian kepala. Pengadilan militer akan digelar pada September mendatang.
Pengacara Bales, John Browne pekan lalu mengklaim sudah mencapai kesepakatan dengan pengadilan militer untuk mempertimbangkan ulang hukuman mati, jika Bales mengaku bersalah.
Ditanya apakah Bales menyesal? Browne mengatakan; ”Tentu saja, dan saya berpikir bahwaproses pengadilan akan berjalan. Dia sangat lega, hukuman mati tak dikenakan,” ujar Browne, dikutip AFP. ” Dia akan menjalani hukuman percobaan mulai September nanti.”
Tentara itu akan muncul Rabu (5/6/2013), sebelum pengadilan militer digelar September mendatang. Tentara bernama Sersan Robert Bales menghadapi berbagai tuduhan, termasuk 16 pembunuhan, enam percobaan pembunuhan dan tujuh penyerangan atas pembantaian di Afghanistan selatan pada Maret tahun lalu.
Bales, 39, akan muncul di Pangkalan militer Lewis-McChord di negara bagian Washington untuk memasukkan permohonan sidang atas kasus pembunuhan. Tindakan Bales itu, telah memicu ketegangan AS-Afghanistan.
Jaksa yang menuntut Bales, menyatakan, ia akan menghadapi hukuman mati. Sebanyak 17 dari 22 korban adalah perempuan dan anak-anak. Semuanya ditembak di bagian kepala. Pengadilan militer akan digelar pada September mendatang.
Pengacara Bales, John Browne pekan lalu mengklaim sudah mencapai kesepakatan dengan pengadilan militer untuk mempertimbangkan ulang hukuman mati, jika Bales mengaku bersalah.
Ditanya apakah Bales menyesal? Browne mengatakan; ”Tentu saja, dan saya berpikir bahwaproses pengadilan akan berjalan. Dia sangat lega, hukuman mati tak dikenakan,” ujar Browne, dikutip AFP. ” Dia akan menjalani hukuman percobaan mulai September nanti.”
(esn)