Virus mirip SARS dapat mengancam seluruh dunia
A
A
A
Sindonews.com - Margaret Chan, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku prihatin dengan perkembangan epidemi virus baru yang mirip dengan SARS, Rabu (30/5/2013). Virus baru tersebut bernama coronavirus (NCoV).
"Virus ini adalah ancaman bagi seluruh dunia," ungkap Chan saat menyampaikan sambutan dalam World Assembly ke 66 di Jenewa, Swiss. Menurutnya, penyebaran virus ini bukan hanya menjadi masalah bagi negara yang warganya terinfeksi virus tersebut.
Meskipun mewabahnya virus ini terjadi di negara yang terletak di Semenanjung Arab, tapi korban tewas juga di laporkan berasal dari luar kawasan itu.
"Semua kasus yang terjadi di Eropa secara langsung ataupun tidak langsung pernah terhubung ke Timur Tengah. Pasien di Perancis dan Inggris penah melakukan kunjungan ke Timur Tengah, tapi mereka telah melakukan kontak secara terbatas dengan orang di sekeliling negara mereka,"ujarnya.
WHO mengatakan, perkembangan virus tersebut di kawasan ini telah mengancam keselamatan publik secara signifikan, khususnya di Yordania, Qatar, Arab Saudi, bahkan Uni Emirat Arab. Perkembangan virus ini juga terjadi secara langsung ataupun tidak langsung dari Timur Tangah dan muncul di Perancis, Jerman, Inggris dan Tunisia.
Untuk kasus penyebaran di Timur Tengah, WHO telah menamai dengan Middle East respiratory symptom coronavirus atauMERS-CoV.
NCoV berasal dari keluarga virus yang sama seperti penyebab pilek pada umumnya, yang menjadi penyebab salah satu wabah paling mematikan, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
NCoV memiliki bentuk yang berbeda dengan virus SARS yang muncul pertama kali di Asia pada 2003 silam. WHO melaporkan, pasien yang menderita virus ini di saat ini telah mencapai 49 jiwa, 27 orang diantara mereka berakhir dengan kematian.
Penyebaran NCoV juga ditemukan pada kelelawar. Ada pun gejala NCoV adalah demam, batuk, dan ganguan pernapasan. Peringatan atas keberadaan virus baru ini pertama kali dikeluarkan pada September 2012 lalu.
Sampai berita ini diturunkan belum ada temuan kasus lain yang sama atau terkait. Meskipun belum dapat diberantas sepenuhnya, penyebarannya dapat dilokalisasi.
"Virus ini adalah ancaman bagi seluruh dunia," ungkap Chan saat menyampaikan sambutan dalam World Assembly ke 66 di Jenewa, Swiss. Menurutnya, penyebaran virus ini bukan hanya menjadi masalah bagi negara yang warganya terinfeksi virus tersebut.
Meskipun mewabahnya virus ini terjadi di negara yang terletak di Semenanjung Arab, tapi korban tewas juga di laporkan berasal dari luar kawasan itu.
"Semua kasus yang terjadi di Eropa secara langsung ataupun tidak langsung pernah terhubung ke Timur Tengah. Pasien di Perancis dan Inggris penah melakukan kunjungan ke Timur Tengah, tapi mereka telah melakukan kontak secara terbatas dengan orang di sekeliling negara mereka,"ujarnya.
WHO mengatakan, perkembangan virus tersebut di kawasan ini telah mengancam keselamatan publik secara signifikan, khususnya di Yordania, Qatar, Arab Saudi, bahkan Uni Emirat Arab. Perkembangan virus ini juga terjadi secara langsung ataupun tidak langsung dari Timur Tangah dan muncul di Perancis, Jerman, Inggris dan Tunisia.
Untuk kasus penyebaran di Timur Tengah, WHO telah menamai dengan Middle East respiratory symptom coronavirus atauMERS-CoV.
NCoV berasal dari keluarga virus yang sama seperti penyebab pilek pada umumnya, yang menjadi penyebab salah satu wabah paling mematikan, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
NCoV memiliki bentuk yang berbeda dengan virus SARS yang muncul pertama kali di Asia pada 2003 silam. WHO melaporkan, pasien yang menderita virus ini di saat ini telah mencapai 49 jiwa, 27 orang diantara mereka berakhir dengan kematian.
Penyebaran NCoV juga ditemukan pada kelelawar. Ada pun gejala NCoV adalah demam, batuk, dan ganguan pernapasan. Peringatan atas keberadaan virus baru ini pertama kali dikeluarkan pada September 2012 lalu.
Sampai berita ini diturunkan belum ada temuan kasus lain yang sama atau terkait. Meskipun belum dapat diberantas sepenuhnya, penyebarannya dapat dilokalisasi.
(esn)