Gelombang terakhir pekerja Korsel tinggalkan Kaesong

Senin, 29 April 2013 - 16:53 WIB
Gelombang terakhir pekerja...
Gelombang terakhir pekerja Korsel tinggalkan Kaesong
A A A
Sindonews.com – Gelombang terakhir pekerja Korea Selatan (Korsel) meninggalkan kompleks industri gabungan Kaesong, Senin (29/4/2013). Gelombang terakhir itu terdiri dari sekitar 50 orang yang berprofesi sebagai insinyur telekomunikasi, insinyur listrik, dan pegawai pemerintah Korsel.

Dua hari sebelumnya, gelombang lebih besar pekerja Korsel telah meninggalkan Kaesong. Sekitar 126 pekerja Korsel keluar dari kompleks dengan menggunakan mobil-mobil pribadi yang sarat dengan barang bawaan.

Penarikan keluar para pekerja Korsel ini seusai dengan instruksi dari Seoul pada Jumat 26 April lalu. Saat itu, Presiden Korsel Park Geun-hye memutuskan untuk menarik semua karyawan yang tersisa dari Kaesong, setelah Korea Utara (Korut) memblokir akses ke situs tersebut dan menolak untuk membuka pembicaraan tentang pengoperasian kembali Kaesong.

Meski saat ini Kaesong sudah kosong, namun Menteri Luar Negeri Korsel, Yun Byung-se mengatakan dalam sebuah forum di Seoul pada Senin, bahwa "jendela dialog masih terbuka". "Korut harus memahami, bahwa rudal dan program nuklir hanya impian kosong," ujar Byung-se, seperti dikutip dari kantor berita Yonhap.

Tetapi, sejumlah pengamat percaya, bahwa kompleks industri Kaesong akan ditutup secara permanen. Pengamat memprediksi, peralatan pabrik yang ditinggalkan para teknisi akan terbengkelai dan rusak, sementara perusahaan-perusahaan di Kaesong akan segera kehilangan pelanggan mereka.

"Beberapa orang mengatakan, bahwa kompleks Kaesong dapat dibuka kembali dalam beberapa pekan atau bulan mendatang, setelah kedua belah pihak menuntaskan kesepakatan. Tapi, itu ide yang menggelikan," kata Yang Moo-Jin, seorang profesor di Universitas Seoul.

"Setelah meninggalkan kompleks, Korut akan mengerahkan pasukannya kembali ke sana, kembali pada situasi militer di masa pra-Kaesong. Semua unit artileri menargetkan Seoul akan bergerak lebih dekat ke perbatasan, yang pasti akan meningkatkan ketegangan militer," katanya pada AFP.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0935 seconds (0.1#10.140)