Boston dibom, London Marathon dijaga ketat
A
A
A
Sindonews.com - Perlombaan London Marathon di Inggris bakal dijaga ketat usai peristiwa peledakan bom yang menimpa perlombaan Boston Marathon, Amerika Serikat.
Seperti diketahui, dua bom meledak secara beruntun ketika para pelari baru saja menempuh garis finish. Akibat ledakan bom ini, tiga orang tewas dan lebih dari 100 orang mendapatkan luka parah.
"Kami akan meninjau ulang pengaturan keamanan kami di London Marathon," ujar Kepala Polisi Metropolitan Inspektur Julia Pendry, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (16/4/2013).
London Marathon Chief Executive Nick Bitel dalam pernyataan sepakat dengan meninjau ulang penjagaan keamanan perlombaan yang akan digelar Minggu 21 April mendatang.
Bitel mengungkapkan, pihaknya bersama pihak kepolisian langsung berdiskusi mengenai level keamanan perlombaan setelah mendengar berita peristiwa peledakan bom di Boston.
Bitel sendiri sangat mengutuk aksi peledakan bom Senin 15 April petang kemarin itu. "Kami sangat sedih dan terkejut dengar berita dari Boston. Pikiran kami langsung dengan orang-orang di sana dan keluarga mereka," kata Bitel.
Baginya, saat ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi dunia olahraga atletik dan para pelari marathon.
Perlombaan London Marathon merupakan kompetisi untuk amal yang pertama kali digelar pada tahun 1981. Olahraga ini kemudian menjadi kalender utama di Inggris yang diikuti para atlet profesional maupun amatir.
Dalam London Marathon kali ini, peraih juara Olimpiade dua kali berturut-turut asal Inggris, Mo Farah, adalah salah satu dari 36.000 pelari yang akan ikut berkompetisi di perlombaan yang berjarak 26 mil (41,84 kilometer).
Seperti diketahui, dua bom meledak secara beruntun ketika para pelari baru saja menempuh garis finish. Akibat ledakan bom ini, tiga orang tewas dan lebih dari 100 orang mendapatkan luka parah.
"Kami akan meninjau ulang pengaturan keamanan kami di London Marathon," ujar Kepala Polisi Metropolitan Inspektur Julia Pendry, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (16/4/2013).
London Marathon Chief Executive Nick Bitel dalam pernyataan sepakat dengan meninjau ulang penjagaan keamanan perlombaan yang akan digelar Minggu 21 April mendatang.
Bitel mengungkapkan, pihaknya bersama pihak kepolisian langsung berdiskusi mengenai level keamanan perlombaan setelah mendengar berita peristiwa peledakan bom di Boston.
Bitel sendiri sangat mengutuk aksi peledakan bom Senin 15 April petang kemarin itu. "Kami sangat sedih dan terkejut dengar berita dari Boston. Pikiran kami langsung dengan orang-orang di sana dan keluarga mereka," kata Bitel.
Baginya, saat ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi dunia olahraga atletik dan para pelari marathon.
Perlombaan London Marathon merupakan kompetisi untuk amal yang pertama kali digelar pada tahun 1981. Olahraga ini kemudian menjadi kalender utama di Inggris yang diikuti para atlet profesional maupun amatir.
Dalam London Marathon kali ini, peraih juara Olimpiade dua kali berturut-turut asal Inggris, Mo Farah, adalah salah satu dari 36.000 pelari yang akan ikut berkompetisi di perlombaan yang berjarak 26 mil (41,84 kilometer).
(hyk)