ICRC berhenti kunjungi tahanan di Uzbekistan
A
A
A
Sindonews.com – Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengakhiri semua kunjungan ke tahanan yang berada di dalam penjara-penjara Uzbekistan. Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat (12/4/2013) itu, keputusan tersebut diambil karena sikap tidak konstruktif dan kondisi yang diberlakukan oleh pemerintah setempat.
Keputusan yang akan diikuti oleh sanksi selama beberapa bulan mendatang itu muncul setelah kunjungan yang dilakukan oleh Direktur Umum ICRC, Yves Daccord ke Tashkent, pekan ini. Dalam kunjungan itu, Daccord bertemu dengan sejumlah pejabat pemerintah Uzbekistan.
"Di Uzbekistan, kami tidak dapat mengikuti prosedur kerja standar kami ketika mengunjungi tahanan untuk untuk menilai kondisi di mana mereka ditahan dan perlakuan yang mereka terima," kata Daccord dalam sebuah pernyataan.
"Akibatnya, kita tidak dapat mengatasi masalah kemanusiaan dan yang membuat setiap kunjungan menjadi sia-sia," lanjutnya. Daccord menambahkan, bahwa keputusan tersebut merupakan kejadian yang langka dan tidak bisa dianggap enteng.
Dia mengatakan, hal yang penting, bahwa kunjungan ke tahanan dilakukan secara pribadi dan "tanpa saksi". "Kunjungan harus memiliki dampak berarti pada kondisi penahanan dan dialog dengan pihak berwenang harus konstruktif. Dan, itu tidak terjadi di Uzbekistan," kata Daccord.
Organisasi ini mengatakan akan terus mempromosikan hukum humaniter internasional di dalam negeri, dan untuk membantu Bulan Sabit Merah Uzbekistan mempersiapkan kondisi untuk keadaan darurat. Uzbekistan telah berulang kali dikritik atas catatan hak asasi manusia oleh aktivis Barat, yang menuduh Tashkent memenjarakan lawan anti-pemerintah dan menggunakan penyiksaan terhadap beberapa tahanan.
Keputusan yang akan diikuti oleh sanksi selama beberapa bulan mendatang itu muncul setelah kunjungan yang dilakukan oleh Direktur Umum ICRC, Yves Daccord ke Tashkent, pekan ini. Dalam kunjungan itu, Daccord bertemu dengan sejumlah pejabat pemerintah Uzbekistan.
"Di Uzbekistan, kami tidak dapat mengikuti prosedur kerja standar kami ketika mengunjungi tahanan untuk untuk menilai kondisi di mana mereka ditahan dan perlakuan yang mereka terima," kata Daccord dalam sebuah pernyataan.
"Akibatnya, kita tidak dapat mengatasi masalah kemanusiaan dan yang membuat setiap kunjungan menjadi sia-sia," lanjutnya. Daccord menambahkan, bahwa keputusan tersebut merupakan kejadian yang langka dan tidak bisa dianggap enteng.
Dia mengatakan, hal yang penting, bahwa kunjungan ke tahanan dilakukan secara pribadi dan "tanpa saksi". "Kunjungan harus memiliki dampak berarti pada kondisi penahanan dan dialog dengan pihak berwenang harus konstruktif. Dan, itu tidak terjadi di Uzbekistan," kata Daccord.
Organisasi ini mengatakan akan terus mempromosikan hukum humaniter internasional di dalam negeri, dan untuk membantu Bulan Sabit Merah Uzbekistan mempersiapkan kondisi untuk keadaan darurat. Uzbekistan telah berulang kali dikritik atas catatan hak asasi manusia oleh aktivis Barat, yang menuduh Tashkent memenjarakan lawan anti-pemerintah dan menggunakan penyiksaan terhadap beberapa tahanan.
(esn)