Korsel: Imbauan Korut pada warga asing adalah perang psikologis
A
A
A
Sindonews.com – Korea Selatan (Korsel) melihat peringatan yang dikeluarkan oleh Korea Utara (Korut) bagi warga asing yang ada di Korsel untuk evakuasi adalah perang psikologis. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Kantor Kepresidenan Korsel, Selasa (9/4/2013).
"(Peringatan) dipandang sebagai perang psikologis terhadap warga asing di Korsel," kata Juru Bicara Kepresidenan Korsel, Kim Haing pada konferensi pers, seperti dikutip dari Xinhua.
"Kami percaya, bahwa orang asing di Korsel, serta warga negara kita tidak akan terpengaruh karena mereka memiliki keyakinan besar dan kepercayaan pada militer kita dan Republik Korea," lanjut Haing.
Sebelumnya, Korut menyatakan, bahwa kawasan Semenanjung Korea sedang menuju ke tahap perang nuklir. Negara komunis itu pun menyerukan pada warga asing yang saat ini berada di Korsel untuk mempertimbangkan evakuasi.
"Situasi di Semenanjung Korea beringsut mendekati perang termo nuklir," kata laporan kantor berita resmi Korut, KCNA. Karena tak ingin melihat jatuhnya korban jiwa warga asing yang berada di Korsel, pernyataan itu meminta semua lembaga asing, perusahaan dan wisatawan untuk mengambil langkah-langkah untuk penampungan dan evakuasi demi keselamatan mereka.
Haing menyatakan, akan tiba waktunya bagi Korut untuk memilih, menjadi lemah di sektor ekonomi dan mendapat sanksi politik dari masyarakat internasional setelah meluncurkan rudal atau menjadi anggota yang sehat dari masyarakat internasional dan menghentikan provokasi.
Dalam beberapa pekan terakhir ini, ketegangan di Semenanjung Korea kian memuncak. Dipicu oleh sanksi baru yang dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB dan latihan perang gabungan Amerika Serikat (AS) dan Korsel, Korut lantas mengumbar sejumlah ancaman terhadap AS dan Korsel. Ini adalah salah satu periode terburuk di Semenanjung Korea sejak berakhirnya Perang Korea pada 1953.
"(Peringatan) dipandang sebagai perang psikologis terhadap warga asing di Korsel," kata Juru Bicara Kepresidenan Korsel, Kim Haing pada konferensi pers, seperti dikutip dari Xinhua.
"Kami percaya, bahwa orang asing di Korsel, serta warga negara kita tidak akan terpengaruh karena mereka memiliki keyakinan besar dan kepercayaan pada militer kita dan Republik Korea," lanjut Haing.
Sebelumnya, Korut menyatakan, bahwa kawasan Semenanjung Korea sedang menuju ke tahap perang nuklir. Negara komunis itu pun menyerukan pada warga asing yang saat ini berada di Korsel untuk mempertimbangkan evakuasi.
"Situasi di Semenanjung Korea beringsut mendekati perang termo nuklir," kata laporan kantor berita resmi Korut, KCNA. Karena tak ingin melihat jatuhnya korban jiwa warga asing yang berada di Korsel, pernyataan itu meminta semua lembaga asing, perusahaan dan wisatawan untuk mengambil langkah-langkah untuk penampungan dan evakuasi demi keselamatan mereka.
Haing menyatakan, akan tiba waktunya bagi Korut untuk memilih, menjadi lemah di sektor ekonomi dan mendapat sanksi politik dari masyarakat internasional setelah meluncurkan rudal atau menjadi anggota yang sehat dari masyarakat internasional dan menghentikan provokasi.
Dalam beberapa pekan terakhir ini, ketegangan di Semenanjung Korea kian memuncak. Dipicu oleh sanksi baru yang dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB dan latihan perang gabungan Amerika Serikat (AS) dan Korsel, Korut lantas mengumbar sejumlah ancaman terhadap AS dan Korsel. Ini adalah salah satu periode terburuk di Semenanjung Korea sejak berakhirnya Perang Korea pada 1953.
(esn)