Assad bantah bersembunyi di bunker
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Suriah Bashar al-Assad membantah rumor yang disebarkan oleh sejumlah aktivis dan pemberontak bahwa dia bersembunyi di sebuah bunker. Bantahan tersebut disampaikan disela-sela wawancara dengan TV, Turkish Ulusal Kanal, Jumat (7/4/2013).
"Saya tidak bersembunyi di sebuah bunker. Saya juga tidak tinggal di sebuah kapal perang Rusia, apalagi di tinggal di Iran. Itu hanyalah rumor yang sengaja disebarkan untuk merusak moral rakyat Suriah. Hingga kini, saya tetap tinggal di Suriah, tempat yang sama seperti tempat sebelumnya," ungkap Assad.
Hingga kini, perang saudara di Suriah sudah berlangsung selama hampir dua tahun. Ratusan ribu rakyat Suriah terpaksa mengungsi ke sejumlah negara tetangga, seperti Yordania, Turki, dan Libanon. Selain itu, puluhan ribu orang telah tewas akibat perang saudara ini. PBB memperkirakan, jumlah korban tewas telah menyentuh angka 70 ribu jiwa.
Sementara itu, pemberontak Suriah terus melancarkan perlawanan sengit terhadap militer. Yang terbaru, mereka berhasil menguasai Garnisun Um al-Mayathen milik pasukan Pemerintah Suriah, dekat perbatasan Suriah-Yordania.
"Garnisun ini adalah pertahanan utama dan sekarang kita akan mengepung jalur penyeberangan perbatasan dan memotong jalur pasokan pemerintah,” kata Abu Omar, Komandan Brigade Singa Sunnah, salah satu unit tempur pemberontak Suriah.
"Saya tidak bersembunyi di sebuah bunker. Saya juga tidak tinggal di sebuah kapal perang Rusia, apalagi di tinggal di Iran. Itu hanyalah rumor yang sengaja disebarkan untuk merusak moral rakyat Suriah. Hingga kini, saya tetap tinggal di Suriah, tempat yang sama seperti tempat sebelumnya," ungkap Assad.
Hingga kini, perang saudara di Suriah sudah berlangsung selama hampir dua tahun. Ratusan ribu rakyat Suriah terpaksa mengungsi ke sejumlah negara tetangga, seperti Yordania, Turki, dan Libanon. Selain itu, puluhan ribu orang telah tewas akibat perang saudara ini. PBB memperkirakan, jumlah korban tewas telah menyentuh angka 70 ribu jiwa.
Sementara itu, pemberontak Suriah terus melancarkan perlawanan sengit terhadap militer. Yang terbaru, mereka berhasil menguasai Garnisun Um al-Mayathen milik pasukan Pemerintah Suriah, dekat perbatasan Suriah-Yordania.
"Garnisun ini adalah pertahanan utama dan sekarang kita akan mengepung jalur penyeberangan perbatasan dan memotong jalur pasokan pemerintah,” kata Abu Omar, Komandan Brigade Singa Sunnah, salah satu unit tempur pemberontak Suriah.
(esn)