Suriah peringatkan Libanon atas keberadaan pemberontak
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan, militer mereka manahan diri atas keberadaan pemberontak di Libanon, Kamis (14/3/2013). Tapi, sikap ini dapat berubah sewaktu – waktu, jika Libanon gagal menangani keberadaan para pemberontak tersebut.
Kemenlu Suriah mengatakan, sejak Selasa lalu, sejumlah orang bersenjata masuk ke Suriah dalam jumlah besar lewat Libanon. Para penyusup tersebut sebelumnya telah menerima bantuan logistik dari dalam Libanon. Sampai saat ini, militer Suriah masih sering bertemu dengan pemberontak di perbatasan dan tak jarang terlibat baku tembak hingga mereka terbunuh atau memutuskan kembali ke Libanon.
Kemenlu Suriah mendesak pemerintah Libanon untuk mengontrol perbatasanya dan memperingatkan sikap diam ini tidak akan terjadi selamanya. "Suriah berharap Libanon mencegah pemberontak mengunakan perbatasan sebagai rute untuk masuk ke Libanon," ungkap pernyataan yang disampaikan Kemenlu Suriah.
Memasuki tahun ke-2 krisis Suriah, pemerintah seringkali mengeluhkan aliran senjata dan uang tunai dari negara sekitar Suriah yang membantu gerakan teroris dan kelompok bersenjata. Sebelumnya, AS secara terang-terangan mengatakan akan menyalurkan bantuan langsung senilai USD 60 juta atau setara dengan Rp 580 miliar.
Menlu AS John Kerry mengatakan, AS prihatin dengan keberadaan kelompok ekstrimis yang beroperasi di dalam dan di antara kelompok oposisi Suriah.
Kemenlu Suriah mengatakan, sejak Selasa lalu, sejumlah orang bersenjata masuk ke Suriah dalam jumlah besar lewat Libanon. Para penyusup tersebut sebelumnya telah menerima bantuan logistik dari dalam Libanon. Sampai saat ini, militer Suriah masih sering bertemu dengan pemberontak di perbatasan dan tak jarang terlibat baku tembak hingga mereka terbunuh atau memutuskan kembali ke Libanon.
Kemenlu Suriah mendesak pemerintah Libanon untuk mengontrol perbatasanya dan memperingatkan sikap diam ini tidak akan terjadi selamanya. "Suriah berharap Libanon mencegah pemberontak mengunakan perbatasan sebagai rute untuk masuk ke Libanon," ungkap pernyataan yang disampaikan Kemenlu Suriah.
Memasuki tahun ke-2 krisis Suriah, pemerintah seringkali mengeluhkan aliran senjata dan uang tunai dari negara sekitar Suriah yang membantu gerakan teroris dan kelompok bersenjata. Sebelumnya, AS secara terang-terangan mengatakan akan menyalurkan bantuan langsung senilai USD 60 juta atau setara dengan Rp 580 miliar.
Menlu AS John Kerry mengatakan, AS prihatin dengan keberadaan kelompok ekstrimis yang beroperasi di dalam dan di antara kelompok oposisi Suriah.
(esn)